JAKARTA – Atlet gantole Sumatera Barat di PON XX Papua, Khaidir Anas yang menyumbangkan medali emas dan mengalami insiden saat mendarat darurat di atap rumah warga, mendapat perawatan yang ditanggung BPJAMSOSTEK.
Elia Loupatty, Sekretaris Umum Panitia Besar PON XX, mengatakan seluruh atlet telah mendapatkan perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (Jamsostek).
Direktur Pelayanan BPJAMSOSTEK (BPJS Ketenagakerjaan) Roswita Nilakurnia dalam rilis yang diterima di Jakarta, Jumat mengatakan pihaknya proaktif menjalin koordinasi dengan PB PON XX Papua untuk mempermudah pelayanan jika terjadi insiden.
“Saya yakin tidak ada satupun dari kita yang menginginkan terjadinya insiden, namun tindakan preventif mutlak diperlukan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan,” tutur Roswita.
Atlet berisiko kerja cukup tinggi, terlebih untuk olahraga ekstrem seperti gantole. Roswita memastikan mereka dirawat sampai sembuh, tanpa ada batasan biaya sesuai kebutuhan medis.
Kantor Cabang BPJAMSOSTEK di Jayapura telah mengunjungi Khaidir Anas di RSUD Jayapura dan memastikan kondisi terkini. Dia tidak cedera serius, namun tetap harus dirawat hingga sembuh.
Hal yang sama juga menimpa Andi Muhammad Fadly, seorang peserta dari Kontingen DKI Jakarta yang mengalami insiden saat lomba di Sirkuit Balap Motor Freegeeb, Tanah Miring, Merauke. “Perwakilan kami di Cabang Merauke juga telah melihat kondisi yang bersangkutan dan memastikan perlindungan BPJAMSOSTEK diterima oleh sang atlet,” ucapnya.
Pada PON XX Papua, sebanyak 7.202 atlet dan 3.651 official serta 2.509 official kontingen dari 34 Provinsi telah terdaftar sebagai peserta aktif BPJAMSOSTEK. Secara otomatis seluruh peserta kontingen mendapatkan perlindungan atas dua risiko kerja yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) selama perhelatan PON XX Papua berlangsung atau setara dua bulan perlindungan.
Ali Mugni T, Kepala Kantor BPJAMSOSTEK Jakarta Mampang menjelaskan bahwa tujuan mereka terdaftar jadi peserta BPJAMSOSTEK agar aman dan nyaman dalam bertanding dan mendampingi serta melayani selama PON XX.
“Atlet gantole yang terpaksa mendarat darurat, mendapat risiko tak terduga saat bertanding. Untuk itulah mereka harus terlindungi agar bisa mempersembahkan hasil terbaik,” kata Ali. (*)