Batusangkar – Ratusan tahun dan turun temurun pelaksanaannya, alek kapalo banda kembali digelar masyarakat Jorong Pincuran Tujuh Nagari Batipuah Baruah Kecamatan Batipuh Tanah Datar.
Bupati Eka Putra yang membuka kegiatannya menyatakan apresiasi dan rasa syukur atas pelaksanaan tradisi masyarakat yang sudah ratusan tahun turun temurun hingga saat ini masih tetap lestari dan terus dilanjutkan masyarakat Jorong Pincuran Tujuh Nagari Batipuah Baruah.
“Alek kapalo banda merupakan tradisi yang sudah ratusan tahun hingga saat ini terus dilakukan, itu menunjukkan kekompakan dan keharmonisan yang terus terjalin dan semangat kegotong-royongan masyarakat yang tidak pudar tergilas zaman,” ucap Bupati di aula SDN 09 Batipuah Baruah.
Eka Putra menyebut tradisi yang sudah ratusan tahun ini, akan terus memperkokoh ikatan silaturrahmi yang kuat sesama masyatakat, juga upaya mencegah degradasi moral generasi muda akibat dari pengaruh kemajuan teknologi saat ini.
“Kemajuan era digital saat ini tentu banyak tantangan bagi kita, kerena era digital sangat mudah mempengaruhi generasi muda kita, jadi dengan tradisi seperti ini kita berupaya, bagaimana kita mengajak anak kemenakan kita peduli dengan tradisi ini,” ujarnya.
Bupati berharap peran niniak mamak untuk selalu mengawasi anak kemenakan dari pengaruh era digital, karena mereka akan menjadi penerus nantinya, akan menjadi pemimpin masa depan.
“Kita pemerintah daerah juga punya program unggulan, satu rumah satu hafiz dan hafizah, ini juga sebagai upaya membentengi anak kita dari pentakit masyarakat, dan pengaruh buruk era digital. Kita bertekat menjadikan Tanah Datar sebagai kabupaten tahfizh dan melahirkan anak-anak yang berkarakter, cerdas dan tangguh,” sampainya.
Wali Nagari Batipuah Baruah Mulyadi Bj menyatakan terim kasih kepada Bupat yang telah berkenan hadir pada acara tradisi alek kapalo banda yang ke 124 tersebut, sekaligus ucapan terima kasih atas telah dibangunnya jalan dari Pincuran Tujuh ke Gunung Bungsu sehingga akses masyarakat lebih mudah.
Mengingat jalan dari Gunung Rajo menuju Pincuran Tujuh yang sempit dan berkelok, Mulyadi juga minta kepada pemerintah daerah untuk dapat diperlebar sehingga jika ada kendaraan roda 4 yang berpapasan tidak sulit lagi.
Hal senada juga disampaikan Tokoh Masyarakat A. Dt. Jo Labiah dimana tradisi alek kapalo banda dilaksanakan setiap tahun dan sudah turun temurun dari nenek moyang terdahulu hingga saat ini sudah yang ke 124 kali dilaksanakan.
“Alek kapalo banda merupakan ungkapan rasa syukur masyarakat atas sumber mata air yang ada di Jorong Pincuran Tujuh, sebagai sumbet air bersih bagi masyarakat juga untuk mengaliri lahan pertanian,” ucapnya.
Pada kesempatan tersebut A.Dt. Jo Labiah juga minta kepada Pemerintah Daerah untuk pembangunan gedung serba guna dan jaringan internet, mengingat di Jorong Pincuran Tujuh masih blank spot. (ydi)