PARIK MALINTANG – Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni terus berupaya mengganti nama Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) menjadi Bandar Udara Internasional Syekh Burhanuddin.
“Saya akan terus memperjuangkannya hingga tetes darah penghabisan,” katanya dalam dialog usai mengikuti wirid di Aula Kantor Bupati – Parit Malintang, baru-baru ini.
Ali Mukhni mengaku sering mendapat sorotan publik terkait upaya tersebut. “Kepada mereka saya tegaskan, siapa lagi yang akan mengangkat nama-nama Wali Allah kalau bukan kita? Syekh Burhanuddin itu adalah orang yang berjasa mengembangkan ajaran Islam di Minangkabau, bahkan hingga ke Malaysia,” ujarnya.
Dengan menjadikannya sebagai pengganti nama BIM, lanjut dia, syiar Islam akan terus bergaung di Ranah Minang. Kru pesawat terbang akan menyebut namanya.
Menurut dia, tidak ada alasan menolak usul penggantian nama BIM menjadi Bandar Udara Internasional Syekh Burhanuddin. Sebab, semua orang Minangkabau itu beragama Islam, adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah.
Sosok Syekh Burhanuddin, ulas Ali Mukhni, tidak hanya dikenal oleh masyarakat Sumatera Barat, tetapi namanya harum hingga ke provinsi-provinsi dan negara tetangga.
“Saya memperoleh informasi, isi kotak infak Masjid Agung Syekh Burhanuddin – Ulakan dari waktu ke waktu lebih banyak berisi uang ringgit daripada rupiah. Hal ini menunjukkan banyak peziarah asal Malaysia yang datang berziarah ke Makam Syekh Burhanuddin,” katanya lagi.
Dengan mengagungkan syiar-syiar Islam, jelas Ali Mukhni, mudah-mudahan Sumatera Barat terhindar dari musibah seperti gempa dahsyat dan tsunami. Sebab, apapun bentuk musibah – semuanya terjadi atas kehendak Allah Yang Mahakuasa akibat perilaku negatif umat manusia.
Bandar Udara Internasional yang saat ini bernama Minangkabau berlokasi di Nagari Kataping, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman – memiliki landasan pacu sepanjang 3.000 meter, berada di atas lahan seluas 4,17 km2. Bandara ini mulai dibangun tahun 2002 dan mulai dioperasikan hari Jumat 22 Juli 2005. (damanhuri)