PADANG – Aksi Mahasiswa Minang Jakarta beberapa waktu lalu terindikasi tunggangan politik semata menurut pernyataan Alumni Mahasiswa Universitas Negeri Padang, yang merupakan mahasiswa Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan, yang selama ini berkarir dan melanjutkan pendidikan di Jakarta.
Menurut Bobby Darmanto Alumni Mahasiswa Universitas Negeri Padang selama dia di Jakarta belum pernah mendengar yang namanya Solidaritas Mahasiswa Minang Jakarta.
“Saya mengenal beberapa ceruk jejaring mahasiswa Minang di Jakarta baik yang berasal dari Sumatera Barat sendiri, maupun mahasiswa Minang yang di Jakarta, saya yakin aksi ini hanya aksi politik karena spanduknya berisi ujaran untuk mencopot Rektor UNP yang beberapa waktu lalu terpilih mutlak baik di internal kampus maupun di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” ucap bobby
“Sebagai Alumni saya mendorong Rektor Universitas Negeri Padang Prof. Drs. H. Ganefri, M.Pd., Ph.D. untuk melaporkan aksi ini karena telah mencoreng nama baik lembaga UNP serta nama besar pak Rektor,” tuturnya
“Korupsi itu persoalan hukum, dan jalan penyelesaiannya juga memiliki jalurnya tersendiri, kalau idenya mendesak untuk mengungkap kasus korupsi, itu baru masuk akal, tapi kalau ujuk-ujuk meminta menteri mengganti rektor tanpa ada satu putusan ingkrah terhadap sebuah kasus, jelas ini politisasi,” tutup bobby.
Ketua Badko HMI Sumbar Wendi Juli Putra, yang juga alumni UNP menduga aksi yang mengatasnamakan “Solidaritas Mahasiswa Minang” tersebut terkesan ditunggangi. Sebab peserta aksi tersebut tidak jelas identitasnya siapa dan yang jelas tidak memakai almamater yang menandakan mahasiswa.
“Saya sebagai Alumni mengecam aksi tersebut jika memang ada oknum yang sengaja menunggangi karena sudah mencemari nama baik kampus UNP,” ujarnya.
Terkait dengan tuntutan aksi, pertama permasalahan dugaan korupsi sebaiknya diserahkan kepada hukum yang berlaku untuk memproses.
“Tuntutan untuk meminta rektor mundur juga sangat tidak rasional. Hal ini mengindikasikan adanya politik yang tidak sehat di internal kampus. Karena UNP baru saja selesai melaksanakan pemilihan rektor dan Prof. Ganefri terpilih untuk periode ke 2,” katanya.
Senada dengan itu, alumni UNP lainnya Geri menyatakan, bahwa menuntut Rektor terpilih untuk mundur atau dicopot sementara persoalan yang disangkakan kepadanya belum melalui proses hukum seharusnya adalah tidak etis.
“Saat persoalan dugaan korupsi yang disangkakan belum diproses hukum, sementara sudah diklaim saja Rektor terlibat, tentu sangat tidak etis. Apalagi sampai meminta Menteri mencopotnya,” ujar Geri.
Lain halnya jika demo yang dilakukan itu untuk meminta aparat hukum untuk mengusut tuntas dugaan korupsi yang ada di kampus UNP.
“Saya rasa lebih cocok kalau meminta pengusutan tuntas kasus dugaan korupsi. Bukan malah mengklaim rektor terlibat namun belum ada keputusan yang inkrach,” pungkasnya.(benk)