Padang  

Analisis Ujaran Kebencian terhadap Kebijakan di Asrama Universitas Andalas pada Media Sosial

Ditulis Oleh: Nadia Rahma Ayu, Yovita Amelya, Cindy Aulia Putri, Kayla Devina Soraya dan Noor Alifah.

(Mahasiswa UNAND Jurusan Bahasa Indonesia)

Peraturan asrama seringkali menjadi hal yang sering diperdebatkan dan menuai kritik. Ujaran kebencian disampaikan melalui media sosial seperti Twiter, Tiktok, dan Instagram. Ujaran kebencian yang timbul terhadap kebijakan tersebut memiliki dampak yang luas seperti merusak hubungan sosial di antara mahasiswa.

Kebijakan asrama memainkan peran yang sangat vital dalam membentuk lingkungan yang mendukung pertumbuhan akademik, sosial, dan pribadi para penghuninya. Melalui kebijakan yang baik, asrama dapat menjadi tempat yang kondusif untuk belajar, berkembang, dan berinteraksi

Perkembangan teknologi yang canggih mengubah cara dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Pada media sosial yaitu Twitter, Tiktok, dan Instagram telah menjadi ruang publik yang terdapat berbagai isu diperdebatkan.

Namun kebebasan berekspresi yang terjadi pada media sosial justru disalahgunakan untuk menyebarkan ujaran kebencian di media sosial. Ujaran kebencian merupakan segala bentuk komunikasi merendahkan, menghina, atau menyerang individu ataupun kelompok.

Di lingkungan akademis seperti Universitas Andalas, kebijakan asrama merupakan salah satu topik yang sering menjadi perdebatan. Mahasiswa, sebagai pengguna aktif media sosial, seringkali menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap kebijakan tersebut melalui platform seperti Twitter, Tiktok, dan Instagram.

Lingkungan asrama di Universitas Andalas, memiliki kebijakan yang berbeda-beda di setiap unit Asrama. Perbedaan penerapan kebijakan di Asrama Universitas Andalas memicu konflik.

Penerapan kebijakan pada setiap asrama membuat ketidakpuasan dari penghuni asrama yaitu mahasiswa baru Universitas Andalas. Ketidakpuasan di ungkapkan melalui platform media sosial, yang di temukan di Twitter, Tiktok, dan Instagram dengan cara yang kasar, menghina, dan memicu ujaran kebencian.

Ujaran kebencian yang timbul akibat perbedaan kebijakan di asrama Universitas Andalas memiliki dampak yang luas. Selain merusak hubungan sosial di antara mahasiswa, ujaran kebencian dapat menimbulkan polarisasi, menghambat proses komunikasi dan dapat merusak reputasi institusi.

Dengan menerapkan pendekatan pragmatik menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tuturan-tuturan dari netizen di bagian kolom komentar yang mencakup ujaran yang bersifat kebencian serta fungsi-fungsi ilokusi seperti asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif.

Platform media sosial yang menjadi sumber adalah Instagram, Tiktok, serta Twitter. Akhirnya, merumuskan kesimpulan dari data yang telah dianalisis. Fungsi dari ujaran kebencian dan penghinaan ini adalah untuk menyerang kehormatan dan reputasi asrama Universitas Andalas.