Aprius sudah pensiun semenjak 2016 lalu. Jabatan terakhirnya sebagai Kepala Bidang Penyimpanan Barang Curah.
“Pemain dulu dibanding sekarang beda benar. Dulu kami pakai baju Semen Padang bangga benar walau gaji kecil,” kata Aprius.
“Aprius itu kalau di dalam lapangan tak kenal menyerah, ulet sera gigih dan tidak ada kata kompromi. Sebaliknya kalau di luar lapangan orangnya mudah bergaul dan bahkan suka bercanda,” kata Afdal Yusra saat diminta komentarnya tentang sosok Aprius.
Kemudian sosok striker, Delvi Adri. Penyerang yang satu ini menjadi penyelamat sekaligus bintang bagi Semen Padang saat menjadi juara Piala Galatama tahun 1992. Kala itu, Semen Padang mampu kalahkan Arema Malang di final, berkat gol semata wayang Delvi Adri. Kemenangan itu menghantarkan SP berhak mewakili Indonesia ke Piala Winners Asia 1993-94.
“Delfi itu memang matang. Teknik tinggi, naluri gol dan memang cocok sebagai striker,” kata Aprius mengomentari Delfi Adri.
Trisno Afandi yang dikontak terpisah pun mengucap syukur atas apa yang telah diberikan oleh PT Semen Padang sampai hari ini.
“Saya menjadi pemain 1986. Tiga tahun berikutnya, 1989 diangkat jadi karyawan. Alhamdulillah jabatan saya sekarang Kepala Penjualan Wilayah Aceh,” ujar Trisno Afandi.
“Kalau Trisno (Afandi) itu punya ketenangan dan perhitungan yang bagus kalau sudah berada di bawah mistar gawang,” kata Afdal Yusra soal kelebihan Trisno Afandi. (bersambung)