PAYAKUMBUH-Dalam upaya melawan penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak khususnya sapi di Kota Payakumbuh, Pemerintah Kota Payakumbuh mengambil langkah strategis dan serius.
Dimana PMK atau dikenal juga dengan sebutan Foot and Mouth Disease adalah penyakit yang menyerang hewan ternak seperti sapi, domba, kambing dan hewan ruminansia berkuku belah lainnya.
Kementerian Pertanian (Kementan) telah mengonfirmasi wabah itu merebak di sejumlah wilayah di Indonesia, misalnya di sejumlah daerah, awalnya ada di Aceh dan Jawa Timur.
“Kita bergerak cepat dengan memberlakukan biosekuriti segera. Karena di Kota Payakumbuh sudah ditemukan empat ekor sapi yang terinfeksi virus PMK, dua diantaranya adalah sapi yang dibeli peternak dari Pasar Ternak Palangki Sijunjung. Kemungkinan sapi-sapi itu terpapar dari sana dan menular ke sapi lain di kandang,” ujar Walikota Payakumbuh Riza Falepi, yang dihubungi, Sabtu (21/5).
Sebelumnya, juga telah dilakukan rapat koordinasi kesiapsiagaan menghadapi PMK yang dihadiri Ketua DPRD Hamdi Agus, Kapolres AKBP Alex Prawira, Kepala Kantor Kemenag Ramza Husmen, Ketua MUI Erman Ali, Sekdako Rida Ananda, Asisten Setdako, Kepala Dinas Pertanian Depi Sastra, dan pejabat di lingkungan Pemko Payakumbuh. Dimana Kepala Dinas Peternakan Provinsi Sumbar Drh. Erinaldi dan Drh. Raden Katamtama Anindita dari Balai Verteriner Bukittinggi, didaulat sebagai narasumber.
Dalam pemaparannya, Drh. Raden Kamtama Anindita menyampaikan, senada dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang optimis penanganan PMK dapat dikendalikan secara cepat. Asalkan semua pihak turun langsung dan terlibat aktif dalam menekan jumlah penularan.
“Penerapkan strategi intelektual sebagai langkah percepatan, menerapkan strategi manajemen sebagai langkah penguatan dan strategi perilaku sebagai langkah bersama dalam menghilangkan PMK. Jadi sebenarnya PMK ini dapat disembukan dan tidak menular ke manusia, tetapi kita harus waspada dan terus bekerja. Yang terpenting tidak boleh membangun kepanikan karena itu sangat berbahaya,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kota Payakumbuh Depi Sastra, yang dihubungi terpisah, mengatakan, terkait teknis pelaksanaan pencegahan kepada PMK di Kota Randang, pihaknya bersama Unit Respon Cepat (URC) akan memperketat tindakan biosekuriti. Dimana serangkaian tindakan yang meliputi perlindungan pada zona bebas dengan membatasi gerakan hewan, pengawasan lalu lintas dan pelaksanaan surveilans.
Selain itu, juga menganjurkan tidak mengambil ternak dari daerah lain, kalaupun harus maka ternaknya telah punya SKKH dan surat keterangan darimana daerah asal hewan. Melakukan tindakan karantina dengan ketat, menjaga kondisi ternak dengan manajemen pemeliharaan yang baik, serta meningkatkan sanitasi dan mendesinfeksi kandang dan sekitarnya secara berkala.
“Tindakan biosekuriti tersebut harus diterapkan secara bersama-sama dan kompak oleh seluruh masyarakat, baik dari unsur Pemerintah maupun petani, peternak dan pengusaha khususnya pengusaha yang terkait dengan bidang pertanian, peternakan. Salah satu upaya kita adalah menutup pasar ternak untuk sementara,” ucapnya. 207