PADANG-Puskesmas menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Ujung tombak pelayanan di Puskesmas salah satunya ditentukan oleh kirpah apoteker. Apoteker memiliki peran penting di Puskesmas. Namun sayang, keberadaan apoteker belum merasa di seluruh Puskesmas.
Data-data belum belum tersebarnya apoteker di seluruh Puskesmas itu terungkap dalam Seminar dan Rakerda Kefarmasian yang dilaksanakan Himpunan Seminat Farmasi Kesehatan (Hisfarkesmas) Sumbar, Sabtu (3/11) di Gedung STIKES Yayasan Perintis Padang. Seminar dan Rakerda yang dibuka oleh Ketua Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (PD IAI) Sumbar, DR. Dedy Almasdy ini menampilkan Indri Mulyani Bunyamin, S.Farm.Apt, Iwan Syahrial, MT, dan Khairil Armal, SSi, Sp.FRS, Apt.
Ketua Hisfarkesmas Sumbar, Helen Widaya, S.Farm, Apt menyebutkan, saat ini ada 269 Puskesmas di Sumbar. Dari jumlah itu, baru diisi oleh 69 orang apoteker. Sebagian besar mereka berstatus PNS, ada juga tenaga kontrak dan apoteker di bawah program Apoteker Nusantara Sehat. “Kondisi ini harus menjadi perhatian semua pihak. Kita berharap, apoteker ada di setiap Puskesmas. Dengan demikian, layanan kesehatan untuk masyarakat jadi lebih baik” ujar Helen.
Keberadaan apoteker sangat penting di pusat pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Apoteker secara umum tergabung dalam IAI yang ada di seluruh Indonesia. Secara khusus, apoteker yang mengabdi di Puskesmas tergabung dalam wadah Hisfarkesmas. Keberadaan Hisfarkesmas menurut Helen selain untuk mengeksistensikan kiprah apoteker di Puskesmas, sekaligus mewadahi mereka untuk meningkatkan kapasitas dan profesionalitas.
Saat ini, peran apoteker di Puskesmas semakin strategis. Apalagi dengan program Jaminan Kesehatan Nasional melalui BPJS Kesehatan, maka setiap Puskesmas minimal harus memiliki seorang apoteker.
“Dengan program BPJS Kesehatan yang terkait dengan layanan 155 macam penyakit, otomatis kompleksitas obat semakin banyak. Semua ini menuntut pengawasan dan peran dari apoteker,” tambah Helen.
Secara awam, peran apoteker bagi masyarakat umum adalah semata mengurus soal obat-obatan. Ketua Pengurus PD IAI Sumbar, DR. Dedy Almasdy, apoteker tak hanya bertugas melakukan kegiatan manajemen pengelolaan obat dan pelayanan farmasi klinis saja. Lebih dari itu, apoteker juga melakukan pemberdayaan masyarakat terkait dengan penggunaan obat yang baik dan benar. “Karena itu, apoteker mesti selalu meningkatkan kapasitas dan profesionalisme dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya yang besar,” ujar Dedy.
Secara sepintas, pekerjaan apoteker itu memang terkesan sederhana. Namun, menurut Dedy, dengan adanya fenomena ketidakpatuhan pasien meminum obat, ketidakpahaman meminum obat, tidak menggunakan obat sesuai petunjuk, dan lain sebagainya bisa menyebabkan masalah baru yang berefek bagi pasien. Dalam hal inilah, peran apoteker sangat penting.
Seminar dan Rakerda Kefarmasian ini diikuti oleh 300 lebih apoteker yang tergabung dalam Hisfarkesmas. Peserta mendapatkan bermacam materi yang penting bagi peningkatan kompetensi mereka. Materi yang disampaikan di antaranya terkait inovasi pelayanan kefarmasian, peran strategis apoteker, farmakologi, dan manajemen peningkatan mutu serta budaya inovasi. (arizal)