Rima Melati memang sejak awal Mei dirawat di RS akibat komplikasi penyakit. Dia pertama kali dirawat di RS Pondok Indah Bintaro. Sekitar sebulan. Setelah itu pindah ke RSPAD karena kebutuhan cuci darah dimana peralatannya lengkap dimiliki RS tentara itu.
Nama Pemberian Bung Karno
Rima Melati terlahir dengan nama Marjolien Tambajong (EYD: Maryolien Tambayong) 22 Agustus 1939 di Hindia Belanda.
Ia adalah putri kedua dari empat bersaudara pasangan Marinus Van Rest dan Non Kawilarang (27 Oktober 1917 – 27 Juni 1997).
Ibunya, Non Kawilarang, seorang perancang dan perintis dunia mode Indonesia. Ia merupakan saudara kandung dari Dorothea Tambayong yang merupakan ibu dari aktris Debbie Cynthia Dewi.
Wanita yang kecantikannya dinilai sangat khas Indonesia itu membuat Presiden RI Soekarno memberinya nama: Rima Melati. Nama itulah yang tampaknya membawa keberuntungan, yang melekat hingga akhir hayatnya.
Banyak penggemar yang mengunggah foto dokumentasi mendiang yang khusus mengagumi kecantikan Rima Melati. Ungkapan Presiden Jokowi ” sangat cantik sekali dan kharismatik” kepada Ibu Megawati Soekarno tiga hari lalu, boleh dipinjam untuk mendeskripsikan kecantikan serupa pada Rima Melati.
Semasa hidupnya Rima telah membintangi puluhan judul film Nasional, mengantongi beberapa Piala Citra atas prestasinya di dunia seni peran. Penghargaan serupa dari Persatuan Wartawan Indonesia ( PWI) bahkan diraih tiga kali berturut- turut di awal tahun 70 an. Piala Citra FFI, lambang supremasi tertinggi atas seni peran, diraih pertama kali pada FFI 1973 lewat film” Intan Berduri” yang dibintangi akto Benyamin Suaeb yang juga berhasil meraih Piala Citra.
Empat tahun lalu Rima masih berusaha comeback untuk melepas kangen. ” Ia mencoba bermain dalam sinetron, namun kondisi kesehatannya tidak lagi memungkinkan. Dia pun stop,” cerita Widyawati.
Berbicara mengenai Rima tidak hanya tentang kecantikan, tetapi juga mengenai pribadinya sebagai manusia yang luar biasa memikat. Ini yang layak diteladani.
Sejak muda dia sudah menjadi artis papan atas, namun dalam kehidupan sehari-hari tetap bersikap ” humble” sederhana dan populis. itulah yang menonjol dan dikenang banyak orang sepeninggalnya. Saya mengenal pasangan Rima dan Frans Tumbuan puluhan tahun lalu.