Arus Lalu Lintas Sumbar-Riau Lumpuh Enam Jam, Lokasi Bencana Lain Belum Terdata Maksimal

Sejumlah rumah dan objek Wisata Harau Aka Barayun juga menjadi amukan banjir.

Selain itu, banjir juga menerjang Jorong Padang Balimbiang, Nagari Bukik Sikumpa, Kecamatan Lareh Sago Halaban.

Kemudian banjir juga terjadi di Jorong Balai Gadang Bawah, Nagari Mungo, Kecamatan Luak.

“Nah untuk banjir dan longsor yang terjadi di Kelok Sembilan semalam, material longsor terdapat di sejumlah titik dan sempat melumpuhkan arus lalu lintas Sumbar-Riau selama enam jam. Dan Insya Allah, menjelang subuh sudah bisa dilalui kembali oelh kendaraan dengan sistem buka tutup,” tambahnya.

Dari data yang berhasil dihimpun hingga Senin (13/5), kawasan paling parah digenangi banjir akibat meluapnya aliran Batang Simanar adalah kawasan Nagari Taram, Kecamatan Harau. Air yang merendam kawasan penduduk setinggi dada orang dewasa itu, selain melumpuhkan sarana transportasi, juga ratusan rumah warga ikut terendam dan menjadi sasaran luapan banjir Batang Sinamar itu.

Dimana dari tinjauan di lokasi, masyarakat yang ingin bepergian ke luar rumah untuk keperluan, seperti yang dialami masyarakat Jorong Subarang Taram, Nagari Taram, harus rela berbasah-basah atau dibantu dengan alat transpotasi sampan dan perahu karet. Kondisi yang tak jauh berbeda juga dialami oleh masyarakat Jorong Tarantang, Nagari Tarantang, Kecamatan Harau.

Sampai Senin siang, air yang mengenangi pemukiman mereka belum juga surut-surut. Meski sepanjang pagi hingga siang hujan tidak turun lagi membasahi ranah Luak Limopuluah itu.

“Untuk jumlah korban terdampak banjir dan tindak lanjut kondisi terkini di lokasi longsor yang belum di tangani, kita belum mendapatkan data lengkap dan ini baru data awal kejadian saja. Terkait bencana banjir dan tanah longsor yang terjdi di daerah ini, pihak BPBD Kabupaten Limapuluh Kota sudah menginformasikan dan melaporkan kepada Pusdalops BNPB dan Pusdalops Provinsi Sumbar,” pungkas Rahmadinol. (207)