Selain itu, pihaknya juga menggaet dari berbagai donatur yang bersedia untuk itu. “Prinsipnya ini dari kawan-kawan, jaringan dan dari dermawan. Lebih ke iuran kesannya. Ada yang menyumbang sekian kursi, ada sekian meja, sekian komputer. Berapa sanggup kawan-kawan ada pihak-pihak yang ada membantu. Untuk orang tua siswa begitu juga, berapa sanggup mereka saja. Pada prinsipnya ini sekolah gratis,” jelasnya.
Beberapa waktu lalu pihaknya juga mendapat sumbangan puluhan sak semen dari PT Semen Padang untuk perbaikan tempat belajar. “Secara kasat mata terlihat tempat belajar belum nyaman. Masih sederhana. Tugas kita untuk terus melakukan perbaikan ke depannya,” tutur mantan Sekretaris Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumbar ini.
Untuk tenaga pengajar, menurutnya hingga saat ini tidak ada masalah. “Dari tenaga yang ada mencukupi. Kalau siswa terus bertambah, tentu kita sesuaikan dengan tenaga pengajar, agar proses belajar mengajar tetap efektif.
Pihaknya sengaja mengatur waktu pembelajaran siang, sore dan malam untuk mengakomodir anak-anak yang kesehariannya bekerja. “Anak-anakl di sini ada yang bekerja sampai siang dan ada yang sampai sore. Dengan membagi waktu belajar seperti itu kita mengakomodir mereka,” jelas Een, sapaan akrabnya.
Pihaknya berharap dukungan dari semua pihak agar PKBM tersebut tetap eksis dan bertambah besar, demi pendidikan anak-anak yang kurang mampu. “Kita mencoba melanjutkan asa mereka untuk menggapai cita-cita,” sebutnya. (aci)