JAKARTA – Kenormalan baru (new normal-red) akan jadi tatanan baru, pascamasa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat pandemi Viruscorona Disease 2019 (Covid19) di Indonesia. Untuk memenangkan persaingan di era kenormalan baru itu nanti, semua pelaku bisnis harus bersinergi membangun kembali perekonomian Indonesia.
“Efesiensi jadi sebuah tindakan yang tak bisa dielakan. Dunia industri harus membuat berbagai strategi dan inovasi untuk mencapai efisiensi, demi memenangkan persaingan global,” ungkap Ketua ASITech Indonesia, Rivira Yuana dalam siaran pers yang diterima, Sabtu (30/5).
Persiapan untuk memenangkan persaingan secara global ini, terang Rivira, tak lepas dari pandemi Covid19 yang juga melanda berbagai negara di belahan dunia. Wabah Covid19 yang menyebar sangat cepat ini, telah menyebabkan tidak normalnya perekonomian, perindustrian, pendidikan, kesehatan hingga tatanan kehidupan sosial masyarakat secara umum.
Tak sekadar terganggu, beberapa sektor bisnis telah berjalan dengan sangat tidak baik. Salah satunya yakni sektor pariwisata yang bisa dikatakan dalam kondisi mati suri. “Jika kondisi ini dibiarkan dan tidak ditangani dengan cepat dan tepat, Indonesia akan mengalami keterpurukan ekonomi secara nasional,” tukas Rivira.
“Hal ini harus kita pikirkan bersama bagaimana caranya agar roda perekonomian Indonesia tetap berjalan untuk menopang kehidupan masyarakat Indonesia. Baik pada masa pandemik, pascapandemik dan setelah ditemukanya vaksin. Para pelaku bisnis harus sudah mulai melakukan analisa-analisa dan membuat strategi bisnis pada setiap masa itu,” tambah Rivira.
Sejak penerapan PSBB, perekonomian Indonesia jadi terganggu. Banyak perusahaan, tidak dapat lagi beroperasi seperti biasanya. Ini mengakibatkan pendapatan perusahaan menurun drastis. Bahkan, ada beberapa perusahaan yang sama sekali tidak mencatatkan transaksi yang berimplikasi pada tidak adanya pendapatan.
“Tentunya, semua keadaan ini akan berimbas pada karyawan. Dengan terganggunya operasional perusahaan, mengakibatkan sistem pembayaran perusahaan terhadap karyawan jadi bermasalah. Banyak perusahaan yang memotong gaji, menangguhkan pembayaran gaji bahkan ada yang melakukan penutusan hubungan kerja,” ungkap dia.
*Dunia Pendidikan juga Berubah*
Untuk dunia pendidikan, juga mengalami perubahan drastis di masa Covid19 ini. Hampir semua proses belajar dan mengajar, dilakukan dengan jarak jauh atau dikenal dengan istilah Learn from Home (LfH). “Dengan LfH, tidak bisa dipungkiri kita semua harus menggunakan teknologi yang dapat mendukung kegiatan belajar di rumah,” urai Rivira.
Saat ini, terangnya, tidak semua sekolah, universitas dan lembaga pendidikan lainnya, mampu menyediakan sistem untuk mendukung LfH. Hal ini, berimbas pada terganggunya proses belajar dan mengajar.
“Ini sangat membahayakan generasi intelektual muda Indonesia, sebagai asset negara yang paling berharga. Untuk itu, kita perlu pikirkan bersama sebuah sistem pendidikan Indonesia yang dapat mendukung LfH dengan baik dan seragam,” ungkap Rivira. “Ini menuntut semua elemen masyarakat dan pemerintah, untuk terus bergotong-royong dalam menghadapinya.”