Bapak Demokrasi sejati ini menyebutkan, kekurangan dalam pembangunan merupakan hal biasa. Tetapi yang harus dilihat atau dinilai itu adalah keberhasilan. Kalau selalu menilai kekurangan, sama saja mundur kebelakang. Banyak yang senang atau ada yang kurang senang itu merupakan hal biasa dalam demokrasi. Jika banyak yang senang, berarti demokrasi sudah berjalan dengan baik. Jika berharap 100 persen sempurna, itu adanya di sorga. Sedangkan Nabi, tidak seluruhnya orang senang. Apalagi hanya manusia biasa.
” Yang paling penting adalah masyarakat mendukung pemerintahan yang telah berhasil ini untuk melanjutkan cita- cita Dharmasraya kedepan,” ucap pendiri tonggak Dharmasraya ini.
Katanya, dirinya dengan Sutan Riska Tuanku Kerajaan sudah seperti bapak dan anak. Selaku orang tua, dirinya akan tetap memberikan wejangan atau nasehat jika ada yang kurang.
” Saya berharap kepada masyarakat Dharmasraya untuk berfikir serta menciptakan pemilu badunsanak. Jangan rusak tatanan kekeluargaan oleh kepentingan kelompok dan kepentingan politik sesaat. Kita serahkan kepada masyarakat Dharmasraya,” katanya sembari berpesan kepada Sutan Riska, agar melanjukan atau meningkatkan pembangunan, yang sudah ada, baik fisik dan non fisik. Dan program pamalu perlu diteruskan untuk membuktikan bahwa Dharmasraya adalah bangsa yang besar. ( roni )