PADANG – Bahasa Indonesia ternyata banyaj menarik minat orang asing untuk mempelajarinya. Seperti di program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Universitas Andalas (Unand). Ada beragam motivasi mahasiswa asing mempelajarinya.
Seperti diungkapkan tiga alumni BIPA Unand, yakni Kim Tae Hee dari Korea Selatan, Ahmadreza Abootalebian dari Iran, dan Joshua Hicks dari Inggris.
Tae Hee (26) memilih bahasa Indonesia karena berpikir bahwa Indonesia akan berkembang sebentar lagi, dan sudah punya daya kompetisi daripada negara-negara lain di Asia Tenggara.
Ia kuliah BIPA di Unand pada 2019 satu semester melalui program pertukaran mahasiswa antara Busan dan Unand.
Tae Hee memilih Padang sebagai tempat belajar bahasa Indonesia daripada kota lain karena di kota itu jarang ada orang Korea.
Pertimbangannya, kalau kuliah di tempat yang banyak orang Korea, ia akan rugi karena pasti berkomunikasi memakai bahasa Korea dengan sesama teman dari negaranyam
“Saya ingin melihat kebudayaan asli Indonesia di tempat yang bukan kota besar dan tempat wisata. Saya bisa lebih mengerti kebudayaan Indonesia karena dalam materi kuliah BIPA dihadirkan teks yang menceritakan kebudayaan Sumatera Barat,” ujar mahasiswa Busan University of Foreign Studies (BUFS) Jurusan Malay-Indonesia Fakultas Asia Tenggara itu.
Sementara itu, Ahmadreza belajar bahasa Indonesia dengaan motivasi ingin menjadi penghubung antara orang di negaranya dengan orang Indonesia atau sebaliknya. Hal itu berkaitan dengan pekerjaannya sebagai broker.
“Mengapa saya pilih Indonesia? Karena pariwisata, pertanian, dan ekonomi Indonesia sebagai masa depan Asia Tenggara. Pariwisata adalah bisnis paling besar. Indonesia punya banyak potensi pariwisata, alamnya sangat indah, seperti surga. Indonesia sangat luas. Cuacanya bagus dan tanahnya bagus untuk pertanian. Itu sangat penting bagi ekonomi. Ekonomi Indonesia sudah lama tumbuh stabil, juga bisa tumbuh stabil pada masa depan,” tutur mahasiswa BIPA Unand tahun 2019 itu.
Dengan memahami bahasa Indonesia, Ahmadreza berminat menjadi perantara bagi pengimpor di Iran dan petani di Indonesia maupun sebaliknya.
Adapun Joshua belajar bahasa Indonesia karena tertarik dengan Indonesia dan budaya serta alamnya.
Sewaktu kuliah di Universitas Exeter, Inggris, ia bergabung dengan klub budaya Indonesia. Klub itu bukan hanya untuk orang Indonesia, melainkan juga untuk orang yang tertarik dengan budaya Indonesia.
Dari klub itu ia makin tertarik dengan Indonesia karena makanannya enak, orangnya baik dan ramah, kaya budaya, dan alamnya indah.