Bamsoet juga melihat kalau saat ini Indonesia terjebak dalam demokrasi transaksional. Ia menyebutnya sebagai demokrasi ‘NPWP’, yaitu nomor piro wani piro (nomor berapa, berani berapa). Ia mengaku khawatir dengan praktik demokrasi di Indonesia saat ini.
“Demokrasi transaksional melahirkan legislator yang tak memiliki prinsip dan nilai-nilai kebangsaan. Tentu kita akan bersedih nanti kalau isi di parlemen nanti adalah orang-orang yang hanya memiliki modal cukup untuk kampanye, tapi tidak memiliki kepiawaian atau tidak memiliki nilai-nilai kebangsaan ideologi partai yang diikutinya,” kata Bamsoet.
Bamsoet mengatakan jika praktik demokrasi ‘NPWP’ terus berlanjut, akses masyarakat terhadap demokrasi akan tertutup. Dia berpendapat Indonesia akan dikuasai segelintir kelompok yang memiliki kekuatan ekonomi untuk berkuasa.
“Ujung-ujungnya nanti kita akan terjebak pada oligarki para pemegang modal. Kita terjebak pada demokrasi angka-angka demokrasi yang mahal yang hanya nanti bisa dimiliki oleh para pemilik modal,” demikian Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar itu. (Ery)