Berdasarkan hasil perbincangan, Mulyadi dengan beberapa orang tetua kampung yang berumur panjang di Rotan Gotah, yang juga ‘pelaku sejarah. Tentang seputar keberadaan Syafruddin Prawiranegara di kampung halamannya.
Kek Obak (lebih dari 99 tahun) menuturkan kepada Mulyadi bahwa ia “salah satu dari sekian ‘orang suruhan” Syafruddin untuk pergi menjemput dan mengantarkan air ke kediaman beliau di Rotan Gotah, baik itu untuk keperluan makan dan minum maupun mandinya.
“Selanjutnya, apa dan mengapa kegiatan sehari-hari Syafruddin selama tinggal di Rotan Gotah, saya sendiri kurang tahu. Sebab pada masa itu ia sangat jarang terlihat berada di luar rumah. Begitu sangat hati-hatinya beliau saat berada di Rotan Gotah tutup Kek Obak, bulan lalu” jelas Mulyadi.
Dikatakan Mulyadi, padahal, rumah kediaman Syafruddin tidaklah seperti rumah kebanyakan yang dihuni oleh orang-orang modern seperti zaman now ini. Melainkan rumah adat kediaman tempat Syafruddin ‘bersembunyi’, adalah Rumah Kaum dari Suku Piliang, yang penghulu datuknya bergelar Datuk Mangkudum.
Rumah itu sampai sekarang masih eksis, walaupun keadaan fisiknya sudah reot dimakan rayap, ditelan masa. Tetapi rumah tersebut masih difungsikan sekali dalam setahun “Naik ka Rumah Gadang” setelah melaksanakan shalat Idul Fitri dari kaum Datuk Mangkudum.