Selain itu lanjut Mulyadi, bukti konkrik yang disebutkan di atas, bukti lain yang bisa dilihat sampai detik ini ialah Bukit Kuning. Bukit di mana tiang pancang pemancar radio Syafruddin tidak saja menghujam bumi Rotan Gotah, melainkan suaranya juga pernah bergema dari sana.
Mulyadi mengaku belum pernah membacanya secara tersurat. Dalam buku kajian sejarah Indonesia pun belum pernah ditemukan. Melainkan hanya sebatas peta jalan, yakni Pasaman, (lihat Mestika Zed, 1996: 3). Di mana persis tempat keberadaannya dan apa saja kegiatan yang dilakukan sewaktu tinggal di sana, sejauh ini belum pernah terbaca.
“Maka, kami mewakili warga Rotan Getah khususnya dan Nagari Muaro Sungai Lolo, mohon perhatian dari pemerintah. Karena Indonesia tak pernah putus, lantaran adanya Rotan Gotah,” pinta Mulyadi dan masyarakat sekitar. (hendra)