Aksi Nen, yang semangat mengumpulkan sampah seolah emas itu pun diikuti ibu-ibu lainnya. Lalu kawasan di sekitar mereka pun bebas dari berbagai sampah. Misalnya kata dia, minggu lalu di PAUD tempat dia mengabdi digelar acara perpisahan. Dari sana disediakan air mineral isi ulang. Dia pun mengumpulkan botol tersebut. “Setelah acara saya pungut botol air mineral yang berserakkan. Ini emas..ini emas kata saya setiap kali memunggut sampah. Lalu ibu-ibu lain menyahut. Yuk..kita ambil sampah saja. Masa’ buk nen saja yang banyak emasnya,” sebut Nen menirukan kalimat kawan-kawannya.
Menurutnya, persoalan sampah di Indonesia sampai sekarang belum bisa teratasi. Hadirnya bank sampah yang dibangun PT. Pegadaian Persero banyak sedikir telah merubah mindset masyarakat, yang awalnya membiarkan sampah berserakkan kini mereka mengumpulkannya untuk ditabung menjadi emas. Kondisi itu pastinya akan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat hingga nyaman.
Menurut rencana, jika dananya sampai untuk berkurban pada Lebaran Haji mendatang, maka emas tersebut akan dijualnya guna menunaikan ibadah.
Sementara Direktur Bank Sampah Mina Dewi Sukmawati, yang dihubungi Singgalang mengatakan saat ini anggota bank sampah yang dikelolaanya 54 orang. Mereka rata-rata adalah warga sekitar Kuranji.
Untuk menjadi anggota bank sampah cukup dengan membawa KTP, membayar Rp27 ribu. Uang itu untuk membuka rekening bank bagi anggota bank sampah. Kemudian anggota tersebut bisa menabung sesuai jumlah sampah yang mereka bawa setiap harinya.
“Jumlah sampah yang kami terima tak ada batasnya. Paling sedikit sekitar 1 kg. Kalau pun tak cukup 1 kg, tetap kami terima. Setelah itu kami mencapat berapa nilai sampah yang dibawa anggota. Kami catat, kemudian kami laporkan ke petugas pegadaian. Kemudian pihak Pegadaian lah yang mengkonversikan uang anggota menjadi emas. Setiap anggota bank sampah punya buku tabungan emas masing-masingnya,” ulas Mina Dewi.
Untuk menjadi anggota bank sampah cuku membayar Rp27.000 saja. Uang itu sebagai setoran awal untuk membuka rekening bagi anggota. Sampah yang diterima petugas bank sampah sudah dipisah-pisah, bersih dan kering. Mulai dari kertas, pet, gelas mineral dan kardus.
“Saat ini jumlah tabungan anggota saya sekitar Rp400 ribu sampai Rp600 ribu. Rata-rata anggota adalah kaum perempuan, tapi ada juga yang bapak-bapak,”
Bank sampah buka setiap Senin, Rabu dan Jumat, pada pukul 09.00 WIB hingga 12.00 WIB. Jumlah petugas di bank sampah dua orang.
Sementara, Walikota Padang Mahyeldi, saat meresmikan gedung bank sampah Panca Daya yang dibangun PT Pegadaian (Persero) dengan nilai Rp300 juta bertempat di belakang Kantor Camat Kuranji, Jalan Bypass Sabtu (6/4), mengatakan setiap masyarakat yang ikut menjual sampahnya akan diberikan upah berupa tabungan emas. Masyarakat dapat menambah saldo tabungan emas di outlet-outlet Pegadaian. Melalui ATM atau menggunakan aplikasi Pegadaian Digital.
“Ini merupakan wujud kepedulian PT Pegadaian terhadap Kota Padang. Dengan cara ini, lingkungan kita
akan menjadi lebih bersih. Dan tidak hanya itu, ekonomi kita akan meningkat karena memiliki tabungan
emas yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan”, ujar Mahyeldi.
Ia menambahkan, Pemko Padang terus berupaya mendorong masyarakat untuk selalu hidup sehat dengan
menjaga kebersihan lingkungan.