Opini  

Belajar di Negeri Dingin Tanpa Salju

Pemred Harian Singgalang, Khairul Jasmi ketika memberikan pelatihan menulis di Convention Hall Alahan Panjang, Kabupaten solok.

Di awal pelatihan, pemateri memperlihatkan dua foto. Foto pertama sesosok petani dan hamparan sawah. Foto kedua satu unit laptop yang di sisi kirinya terdapat secangkir minuman. Dua foto tersebut untuk memancing naluri jurnalistik para wartawan.

“Perhatikan dua foto ini, apa kira- kira yang menarik dari dua foto ini untuk dijadikan tulisan,” terang KJ.

Puluhan wartawan yang ikut dalam kegiatan, terdiam, serupa orang terhipnotis. Lantas wartawan senior itu pun menjelaskan secara detail sudut- sudut pandang yang menarik di dalam foto itu untuk dijadikan tulisan.

“Hari ini kita tidak belajar membuat berita, karena saya yakin semuanya sudah bisa. Hari ini kita belajar menulis,” terangnya.

KJ pun menerangkan secara singkat, padat, bagaimana cara menulis dengan baik, cara mengambil sudut pandang yang menarik untuk ditulis, menulis cepat, agar tulisan enak dibaca dan cara mendapatkan data.

“Tidak seorang pun bisa menulis dengan baik jika tidak dicoba. Menulis bukan ilmu tapi keterampilan. Keterampilan itu perlu latihan. Kalau sudah dilatih maka akan bisa dengan sendirinya. Dan akhirnya yang kita tulis itu menjadi ilmu bagi banyak pembaca,” jelasnya.

Pada sesi latihan tersebut juga diwarnai canda tawa, mencairkan suasana tegang. Rupanya di balik tampilan yang cool, penulis ini pun humoris.

Di dalam pelatihan ini, KJ juga menantang peserta untuk menulis, langsung diucapkan apa yang ada dalam pikiran. Tanpa basa- basi tiga orang langsung menerima tantangan itu, yakni wartawan Padang Eskpres, Zufia Anita, Haluan Maryadi dan saya.

“Menulis itu lepaskan beban apa pun. Befikir dulu, selesai dalam kepala kemudian pindahkan ke tulisan. Artinya, jangan berfikir saat menulis, tapi berfikirlah sebelum menulis,” terangnya.

Lanjut KJ, wartawan itu mesti punya rasa bahasa atau ciri khas bahasa. Bahasa tulis jurnalis ibarat pedang di tangan pesilat, menyatu, tidak memberatkan.

“Menulis itu berat, tapi akan mudah jika sudah mendapatkan darimana mesti memulainya. Menulis jangan copy paste. Jika membiasakan, salin tempel , saat itu Anda sudah berhenti jadi wartawan yang sesungguhnya,” jelasnya.

Di akhir acara, Dinas Kominfo memberikan hadiah tanda apresiasi kepada wartawan yang pro aktif dalam kegiatan tersebut. Diserahkan langsung narasumber KJ. Kemudian dilanjutkan dengan foto bersama. (***)