Selain itu, juga ada pameran lukisan seni karya AI oleh Armunadi dan Anita Dikarina. Ada 10 lukisan yang menggunakan efek AI yang menampilkan potret daerah yang dilanda bencana lahar dingin. Meski demikian, anak-anak terdampak bencana tak boleh kehilangan keceriaannya, tak boleh larut dalam duka orangtuanya.
“Melalui lukisan ini, kita mengingatkan semua orang tentang hak-hak anak. Meski mereka tinggal di pengungsian dengan segala keterbatasan, tetapi mereka harus tetap bisa bermain dan tertawa dengan teman-teman sebayanya,” terang Rina didampingi Armunadi.
Salah satu lukisan Armunadi yang juga seorang kritikus seni memotret kesenduan wajah seorang ibu yang dikepalanya menjunjung gunung yang tengah memuntahkan lahar dingin.
“Ini potret seorang ibu yang sedang bersedih dan menangis yang digambarkan dari lahar dingin yang mengalir,” katanya.
Juga tampil musikalisasi puisi oleh D-Judis dan Armeynd Sufhasril. Di akhir pertunjukkan, Komunitas Seni Peduli dan sponsorship, menyerahkan bantuan yang digalang untuk para korban terdampak galodo Marapi. Bantuan berupa makanan siap saji, pakaian layak pakai, beras 25 Kg dan paket untuk anak-anak. 107