Begitu juga dengan Norwegia yang saat ini juga fokus mengolah sampah organik yang bermanfaat untuk pakan ternak, pupuk organik dan media budidaya magot. “Di Pekanbaru, ada pemodal asing yang investasi untuk magot dan dieskpor. Nah, ini bisa dimanfaatkan masyarakat sekitar hutan,” bebernya.
Kemudian, sebutnya, juga ada budidaya madu, dan produk pengabungan sektor pertanian dengan kehutanan seperti jengkol, kopi dan manggis. Bahkan, Sumbar menjadi pengekspor manggis terbesar. selain itu, juga ada pengabungan sektor peternakan dan kehutanan, serta sektor perikanan dan kehutanan.
“Jadi, banyak hal yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar hutan, termasuk budidaya tanaman kaliandra yang merupakan energi terbarukan. Namun, butuh kerja sama banyak pihak. Tidak hanya PT Semen Padang saja, BUMN dan perusahaan lain diharapkan juga ikut mendorongnya,” ungkap Mahyeldi.
Kembangkan Tanaman Kaliandra
Terkait tanaman kaliandra, Tim Peneliti Energi Terbarukan Universitas Negeri Makassar bernama Harianto Albar yang juga hadir pada penandatangan Nota Kesepahaman Bersama antara PT Semen Padang dengan Pemprov Sumbar menyebut bahwa potensi budidaya tanaman kaliandra cukup bagus di Sumbar.
“Saya bawa dari Sulawesi bibitnya sebanyak 20 kg, dan ini akan dibudidayakan PT Semen Padang. Karena, potensi bididaya tanaman kaliandra ini di Sumbar cukup bagus potensinya. sebab, tanahnya bagus, dan untuk dataran ketingginya juga bagus,” katanya.
Tanaman kaliandra, katanya, bisa berkembang di daerah yang berada di dataran tinggi, atau 100 meter dari permukaan laut (mdpl). Tanaman kaliandra ini begitu banyak manfaatnya. Untuk pohonya, bisa dijadikan sebagai bahan bakar pengganti batubara. Sedangkan daunnya, mengandung protein yang cukup tinggi.
“Daunnya ini bermanfaat untuk pemberdayaan masyarakat sekitar hutan, bisa digunakan untuk peternakan. Masyarakat sekitar hutan bisa diarahkan sebagai petani terintegrasi dengan hutan. Begitu juga dengan bunga kaliandra, bisa digunakan untuk bididaya madu,” ujarnya.
Di Indonesia, kaliandra ini banyak dikembangkan di Gorontalo, dan Sulawasi Selatan. Bahkan di beberapa daerah di Sulawesi sudah diarahkan untuk bididaya tanaman kaliandra. Uji coba pohon kaliandra dalam bentuk banhan bakar sekian puluh ton juga sudah dilakukan.
“Pernah kami uji coba di pembangkit listrik PLN di Sulawesi, dan alhamdulillah hasilnya cukup bagus. Dan ini berangkat dari riset yang kami lakukan, di mana angka kalori bahan bakar dari pohon kaliandra ini tinggi nilainya, 5200-5400 dengan kadar air kurang dari 10 persen,” bebernya. (104)