PADANG – Afdal Yusra, merupakan mantan pemain Semen Padang FC (SPFC) di era galatama. Berstatus sebagai Wing Bek Kiri, legenda Kabau Sirah-julukan SPFC- itu masih ingat bagaimana awalnya dia bisa berkarir di tim sepakbola kebangsaan masyarakat Minang ini. Dan itu, tidak terlepas dari campur tangan Suhatman Imam, yang ketika itu menjadi pelatih kepala SPFC.
Afdal Yusra yang ditemui di ruang kerjanya di Unit Pengamanan PT Semen Padang belum lama ini menyampaikan bahwa Suhatman Imam adalah sosok yang sangat berjasa bagi dirinya dalam berkarir di sepakbola. Tidak hanya sebagai pelatih, beliau merupakan sosok orang tua yang sangat disegani. Ketika ditanya apa yang membuat Suhatman Imam tertarik untuk mengajaknya bergabung ke SPFC, Afdal sendiri hingga saat ini tidak tahu apa alasannya.
“Yang jelas, beliau punya penilaian sendiri. Saya pun sampai saat ini, hanya ingat perkataan yang disampaikan Pak Suhatman Imam. Saat itu tahun 1986, beliau datang menemui saya di Lapangan Imam Bonjol Padang. Beliau mengatakan ‘Kamu Afdal, besok berangkat ke Semen Padang’. Hanya itu kata Pak Suhatman Imam kepada saya yang sampai saat ini masih saya ingat,” kata Afdal.
Afdal pun menceritakan awal mulanya dia gemar bermain sepakbola hingga menjadi pemain sepakbola profesional bersama SPFC. Kata dia, sejak SD dia sudah ‘gila’ bola. Semua tanah lapang yang ada di tempat tinggalnya di kawasan Gauang, Kelurahan Gates Nan XX, Kecamatan Lubeg, Kota Padang, dijadikan tempat untuk bermain sepakbola bersama teman-teman seusianya. Tidak hanya itu, di kawasan pantai pun dia juga sering main sepakbola.
“Rumah orangtua saya di Gauang itu dekat dengan pantai. Jadi, kalau tidak di tanah lapang, di pantai pun jadi. Kadang-kadang, juga di halaman rumah orangtua saya. Kebetulan, pekarangan halaman rumah cukup luas, dan bisa untuk main sepakbola. Bola yang kami pakai bola plastik,” kenang pria kelahiran Padang, 5 Februari 1968 itu.
Begitu tamat SD tahun 1981, Alumni SD Negeri Teluk Bayur itu pun kemudian masuk SMP Negeri 6 Teluk Bayur. Ketika SMP, Afdal pun masuk ke PS Mahcudum yang lokasinya berada di Jalan Hiligoo. Satu tahun di PS Machudum, dia dipanggil masuk ke tim PSP Padang Junior di tahun 1985 untuk mengikuti Piala Suratin U-17.
“Usai Piala Suratin, saya ditarik ke Diklat PPLP Sumbar dan mengikuti turnamen sepakbola antar diklat se-Indonesia yang diadakan di Lapangan Imam Bonjol Padang. Tim PPLP Sumbar meraih juara I. Tidak sampai 1 tahun di PPLP, barulah saya ditarik ke SPFC pada tahun 1986, dan ketika itu saya masih kelas 2 SMA Negeri 1 Padang,” kata Afdal.
Meski berstatus sebagai pemain SPFC dan tinggal di Mess Galatama SPFC, anak pertama dari 3 bersaudara pasangan alm Abaschan dan Hj Yusra (80) itu, tetap terus giat melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Padang. Bahkan, Afdal pun harus berpandai-pandai membagi waktu antara pendidikan dan sepakbola.
“Di masa ini, kegiatan saya sehari-hari, yaitu habis salat Subuh saya latihan secara mandiri dan itu diawasi oleh pelatih fisik. Kemudian, jam 06.30 pergi sekolah, dan pulang sekolah kembali latihan sore bersama teman-teman yang lain. Begitu setiap harinya sampai saya tamat SMA tahun 1987,” bebernya.
SPFC, sebut Afdal, adalah satu-satunya tim sepakbola profesional yang membesarkan namanya. Bahkan, bersama dengan SPFC yang kala itu bermain di Divisi Utama yang merupakan liga tertinggi di Indonesia, berbagai prestasi pun berhasil diraihnya. Bahkan, dia pun ikut merasakan masa-masa kejayaan SPFC di kancah sepakbola Indonesia.
Mulai dari juara Piala Galatama pada tahun 1992 setelah mengalahkan Arema Malang di final berkat gol semata wayang Delfi Adri, hingga mewakili Indonesia di Piala Winners Asia tahun 1993 – 1994 sampai ke babak delapan besar. Pada penampilan perdananya di kancah Asia ini, SPFC mendapatkan bye dari putaran pertama dan berhasil mengalahkan wakil Vietnam Cảng Sài Gòn dengan skor agregat 2-1 pada putaran kedua.
“Di putaran ketiga, SPFC terpaksa mengakui keunggulan wakil Jepang Nissan Motors F.C. dengan agregat 2-12, setelah berhasil menang 2-1 di laga kandang,” ungkap suami dari Hakim Tipikor Pengadilan Negeri Padang bernama Hj Emria Fitriani, SH, MH, itu.