BUKITTINGGI – PT PLN (Persero) terus berkontribusi mendukung produktivitas petani di Sumatera Barat. Melalui program Electrifying Agriculture, PLN berkomitmen meningkatkan performa sektor pertanian melalui transisi energi dari mesin berbahan bakar diesel menjadi mesin berbasis listrik yang menjadi lebih efektif, efisien dan menguntungkan.
Keuntungan terhadap peralihan mesin berbasis listrik ini disampaikan oleh Syaiful Bahri, pemilik kilang tebu yang sudah beralih menggunakan mesin listrik.
“Alhamdulillah, hingga maret 2023 kelompok usaha kami sudah memiliki kemajuan yang sangat bagus, kelompok tani Inovatif Tebu Serumpun kini hemat biaya operasional hingga 60%,” imbuhnya.
Sebelumnya, pemilik kilang tebu harus membeli BBM solar rata-rata Rp 350 Ribu setiap produksi 1 ton tebu untuk penggunaan mesin diesel, namun setelah beralih ke mesin berbasis listrik kelompok tersebut hanya membeli token sekitar Rp90 ribu setiap produksi 1 Ton tebu.
Melihat efektivitas peralihan tersebut, PLN gencar melakukan sosialisasi Electrifying Agriculture kepada masyarakat khususnya para pelaku usaha di sektor pertanian, salah satunya terlihat saat PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Koto Tuo yang dikomandoi Manager ULP Hilmy bersinergi dengan pelaku usaha di sektor pertanian tebu dalam penggantian mesin Kilang Tebu berbasis diesel ke mesin berbasis Listrik, pada Rabu (01/03) di Kantor PLN ULP Koto Tuo.
Manager Komunikasi dan TJSL PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Barat Yenti Elfina menyampaikan program Electrifying Agriculture saat ini menjadi perhatian besar PLN sebagai bentuk komitmen untuk memajukan sektor pertanian sekaligus meningkatkan produktivitas para petani melalui teknologi yang lebih modern.
“Electrifying Agriculture merupakan program yang digagas oleh PLN dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan listrik yang lebih mudah dan terjangkau bagi para petani. Salah satu wujud program ini adalah saat PLN UID Sumbar menyerahkan 3 buah mesin elektro motor untuk 3 lokasi penggilingan tebu di kecamatan Matur Nagari Lawang dalam program TJSL di tahun 2022 lalu,”ungkapnya.
Menurutnya, keuntungan transisi ke mesin berbasis listrik tidak hanya dari pemangkasan biaya produksi, namun juga penambahan SDM hingga meminimalisir polusi udara dan suara.
“Peralihan menggunakan mesin listrik menjadi bukti nyata bahwa sektor pertanian kelompok kini bisa lebih maju, ekonomis, dan ramah lingkungan, sehingga dapat menjadi referensi dan contoh bagi kelompok usaha lain agar segera beralih menggunakan listrik,” ucap Yenti.
Dalam kesempatan yang sama Yenti juga menyampaikan program baru PLN CINTA ‘Cicilan Tanpa Bunga”. Program merupakan inovasi PLN UID Sumbar dengan memberikan keringanan biaya Pasang Baru dan Tambah Daya dengan sistem cicilan tanpa bunga, yang berlaku bagi masyarakat umum, UMKM, termasuk pelanggan bisnis dan industri.
Dasril, salah satunya ketua kelompok tani tebu dari kecamatan matur, menyampaikan keinginan untuk segera beralih menggunakan listrik pada mesin tebu miliknya.
“InsyaAllah kami akan segera beralih menggunakan listrik dalam pengoperasian mesin tebu, mengingat sebelumnya sudah ada contoh beberapa kelompok tani tebu di matur sudah berlaih ke listrik dan banyak keuntungan,” tuturnya. (*)