PAYAKUMBUH – Direktur Politani Payakumbuh Jhon Nefri memastikan kesiapan institusinya, melakukan kerjasama dengan PT Semen Padang terkait dengan pengembangan tanaman kaliandra.
Hal itu dikatakan usai penandatanganab nota kesepahaman kerjasama Semen Padang dengan Politani Payakumbuh itu ditandatangani Direktur Keuangan dan Umum Semen Padang Oktoweri dan Direktur Politani Payakumbuh Jhon Nefri, Senin siang (6/2), bertepatan dengan Dies Natalis atau peringatan hari lahir Politani Payakumbuh ke-34 tahun.
“Tanaman kaliandra merah sangat bermanfaat untuk menopang ketahanan energi dan pertanian yang berkelanjutan. Sehingga berpotensi dimanfaatkan untuk bahan bakar pengganti batubara yang akan digunakan dalam proses produksi semen,” kata Jhon Nefri.
Dia menyebut, tanaman kaliandra ini, selain untuk bahan bakar, juga dapat digunakan untuk memperbaiki lahan-lahan kritis, menahan erosi dan memberantas tanaman liar karena tanaman kaliandra dapat tumbuh dengan baik pada tanah–tanah yang kurang subur.
Daun kaliandara merah sangat bagus untuk pakan ternak karena mengandung protein sangat tinggi dan cocok untuk pakan ternak besar. Bunga kaliandra untuk peternakan lebah madu galo-galo.
“Sisa-sisa/serpihan tanaman kaliandra juga dapat dimanfaatkan sebagai kompos atau bahan pupuk organik dan bisa juga dimanfaatkan sebagai bahan wood pellet. Wood pellet ini merupakan komoditas ekspor ke negara empat musim sebagai sumber energi pemanas karena sifat kayunya yang mudah terbakar, berenergi tinggi dan minim mengeluarkan asap,” kata Jhon Nefri.
Mengingat besarnya potensi yang akan dikembangkan ini, Jhon Nefri berharap, perguruan tinggi, pemda, serta pihak yang terkait, bersinergi untuk melakukan pemetaan potensi penggunaan lahan–lahan tidus.
Termasuk lahan-lahan kritis di Kabupaten Limapuluh Kota, Kota Payakumbuh serta daerah lainnya, untuk dapat dimanfaatkan sesuai potensinya guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Jhon Nefri sengaja menyampaikan ini, karena selain menjalin kerja sama dengan Semen Padang. Politani Payakumbuh sebelumnya juga melihat adanya peluang pengembangan komoditi ubikayu sebagai bahan baku pembuatan tepung tapioka. Tepung tapioka ini digunakan sebagai bahan baku pembuatan lem yang dibutuhkan oleh PT. Indah Kiat.
“Dimana saat ini dibutuhkan pasokan ubikayu sebanyak 30 ton per bulan. Saat ini, kita juga sedang melakukan penjajakan kerjasama penelitian dengan Politeknik Negeri Bengkalis, PT Indah Kiat dan PT. RAPP terkait dengan pengembangan tepung Tapioka ini,” kata Jhon Nefri.
Selain melirik potensi ubikayu untuk tepung tapioka, Politani Payakumbuh juga sudah membuat kesepakatan bersama dengan Bupati Limapuluh Kota Safaruddin, SH. Dt Bandaro Rajo pada 7 Juli 2022 lampau.
Politani sangat berkeinginan, kesepahaman kerjasama yang telah disepakati itu, dapat ditindaklanjuti dengan program dan kegiatan yang saling mendukung tugas pokok masing–masing.