Ragam  

Beternak Itik, Anis tak Ambil Pusing dengan Korona

Anis dan ternak itiknya. (khudri)

LUBUK BASUNG – Di tengah kesibukan banyak orang dengan covid -19 di Agam, disusul pembagian bantuan bantuan, Anis (53) warga Kelurahan Sangkir Kecamatan tidak peduli dengan hal itu.

Anis ketika ditemui Topsatu di rumahnya di pinggir persawahan Sangkir Lubuk Basung, Minggu (26/4) sibuk mengurus ternak itiknya yang dikurung dalam kandang ukuran 10 × 5 meter.

“Alhamdulillah pagi ini telur itik saya sejumlah 150 butir, sekarang musim bertelur itik ,” kata Anis.

Dengan jumlah produksi telur sebanyak itu, jika terjual semuanya maka hasilnya jika dikurangi biaya makan itiknya, cukuplah untuk biaya sehari-hari.

“Alhamdulillah adalah untungnya, itu makanya kami masih bertahan memelihara itik petelur ini,” kata Anis.

Jumlah itik peliharaan Anis ini sebanyak 200 ekor. Dia mengatakan, bibit itik petelurnya dibeli di Payakumbuh seharga Rp70 ribu per ekor.

“Setelah tiga bulan memelihara mulai itik-itik ini bertelur, maka mulai pula kita mengembalikan modal awal itu ” ujar Anis.

Kandang itik dibuat di samping rumah Anis yang terletak di belakang komplek SMK Bougenville Lubuk Basung, Anis dan suaminya mengembangkan usaha itik petelur.

Jenisnya itik gurun. Tidak seperti itik biasa yang harus main di air dan lacah . Tidak ada pula itik jantannya.

“Itik ini dikurung saja, mereka memang suka air. Tapi memang tidak dibiarkan agar tak terganggu kegiatan bertelur nya. Yang penting dalam kandang ini disediakan makannya berupa pelet,” jelas Anis.

Karena kesungguhannya, Anis mengaku usaha ternak itiknya sering dijadikan tempat belajar bagi peternak itik lain. “Banyak yang datang ke sini belajar mengembangkan itik petelur. Bahkan orang pemerintah ada juga datang meninjau -ninjau saja,” katanya.

Anis tak keberatan memberikan teknik teknik pemeliharaan itik petelur nya. “Harga telur itik lebih menjanjikan daripada telur ayam. Sebutir di kandang Rp.2.000, dijual eceran di pasar Rp2.500. Satolah beternak itik, asyik,” katanya. (khudri)