JAKARTA-Bank Indonesia (BI) menyadari bahwa komunikasi kebijakan memegang peranan penting dalam menentukan efektifitas suatu kebijakan yang diambil. Untuk itu, BI terus meningkatkan komunikasi kepada pemerintah, otoritas lain pelaku pasar, masyarakat, pemangku kepentingan dan stakeholders lainnya, agar kebijakan BI dapat dipahami, diselaraskan dan diimplementasikan dengan baik sehingga dapat mencapai target/ sasaran yang ditetapkan.
“Di sini peran media sangat penting dalam komunikasi kebijakan BI. BI terus mentransformasikan strategi dan upaya komunikasinya, agar seluruh masyarakat dari berbagai kalangan dapat tertarik, mudah menerima, memahami dan merespons dengan cepat pesan kebijakan BI,” kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Christoveny, saat memberikan sambutan dalam capacity building media Sumatera Barat (Sumbar) 2023, di Museum BI Jakarta, Kamis (21/9).
Ia mengatakan, BI menyadari terdapat perbedaan golongan masyarakat yang menerima komunikasi BI, yakni expert audience yang memiliki ketertarikan untuk mengikuti kebijakan dan non-expert audience yang tidak terlalu tertarik dan tidak merespons dengan cepat pesan kebijakan dari BI.
“Sebagai lembaga independen, BI harus mampu untuk memperlihatkan akuntabilitasnya kepada publik, sehingga kebijakan perlu diumumkan dan dikomunikasikan dengan pendekatan yang sesuai, baik kepada expert dan non-expert audience, sehingga semua pihak dapat mengerti dan memahami kebijakan yang tengah dilakukan oleh BI,” tambahnya.
Transformasi komunikasi kebijakan BI tetap dilakukan secara tranparan, kredibel dan menarik yang didukung oleh digitalisasi. Terdapat tiga fondasi dalam membangun kerangka komunikasi BI, yaitu menyelaraskan ekspektasi pemangku kebijakan, meningkatkan literasi publik, dan mengelola transparansi dan tanggung jawab.
“Guna mendukung efektivitas kebijakan BI, mengutip pernyataan dari Bapak Gubernur BI Perry Warjiyo bahwa “Kebijakan yang dikeluarkan tanpa adanya upaya komunikasi yang baik, efektivitasnya tidak maksimal,” ungkapnya.
Media merupakan mitra dan perpanjangan tangan dari BI, untuk mengkomunikasikan kebijakan BI kepada masyarakat. Perkembangan teknologi dan digitalisasi telah mengubah perilaku masyarakat dalam mengonsumsi informasi.
Banjir informasi dari berbagai kanal media dan fenomena post truth, menjadikan peran media massa menjadi sangat penting sebagai sumber informasi yang kredibel dan terpercaya bagi masyarakat.
“Oleh karena itu, kami merasa penting untuk menyelenggarakan Capacity Building Media Sumbar, agar media dapat terus menyesuaikan dengan perubahan lingkungan dan perilaku masyarakat yang terjadi, dan agar koordinasi yang baik antara BI dan media dalam menyampaikan komunikasi kebijakan yang efektif dan bernilai tambah,” ucapnya.
Selain itu, juga memberikan edukasi yang berkelanjutan serta memperkuat dan kesepahaman antara BI dan media dalam menjhalankan fungsinya sebagai sarana sosialisasi dan edukasih kepada publik.
Sementara Pakar Komunikasi dan motivator nasional, Aqua Dwipayana mengatakan, wartawan hebat itu harus bisa menjalin komunikasi yang baik dan terpenting lagi menjaga etika.