Dikatakan, berdasarkan catatan, kemunculan beruang madu tersebut merupakan yang ke 7 kalinya di kawasan tersebut, dan merupakan individu beruang yang sama.
Sementara itu, pada tahun 2020, pihaknya mencatat, jumlah kasus konflik manusia dengan satwa liar sebanyak 10 kasus, dan pada tahun 2019 sebanyak 11 kasus.
Ade Putra mengimbau, kepada warga yang tinggal ataupun yang beraktivitas di pinggiran sungai, muara dan pantai, agar berhati-hati dan tetap waspada akan keberadaan buaya.
“Sampai bulan Juli mendatang, buaya akan lebih agresif, karena saat ini merupakan musim kawin dan bertelur,” jelasnya.
Kepada warga yang memiliki ternak, Ade Putra mengimbau agar dapat mengandangkan dan tidak mengembalakan ternaknya di pinggir hutan yang rawan konflik.
“Hal ini dilakukan agar hewan ternak tidak diserang dan dimangsa oleh satwa liar,” ujarnya. (mur)