LUBUK SIKAPING – Penemuan benda diduga bersejarah di Sungai Batang Sibinail Kampung Padang Nunang, Nagari Lubuk Layang, Kecamatan Rao Selatan langsung digarap Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat. Usai turun gunung, tim memastikan benda tersebut adalah asli peninggalan dari masa Hindu-Buddha.
“Iya, itu asli. Ini dipastikan usai tim kami melakukan pemantauan dan pemeriksaan di lapangan, Sabtu (28/9),” kata Kepala BPCB Sumatera Barat, Nurmatias.
Diakui Nurmatias, benda bersejarah yang ditemukan pemuda setempat itu berjenis makara. Dimana makara dapat diartikan sebagai hiasan. Bentuknya bermacam-macam, mulai dari berbentuk ikan berkepala gajah atau gajah dengan ikan alias gaja-mina dengan variasi ukiran tertentu. Pada zamannya, makara ini dijumpai pada bangunan-bangunan candi khususnya pada pipi tangga, gapura, pintu, relung, dan pancuran ari sebagai hiasan. Adanya makara ini dipercayai untuk penolak bala.
“Banyak macam makara ini. Biasanya makara dipahatkan bersama-sama dengan kepala kala dan diletakkan pada bagian pintu masuk baik di kanan kiri maupun ambang pintu masuk candi, pada relung candi, dan di ujung pipi tangga candi. Berdasarkan data yang telah berhasil dikumpulkan dari berbagai sumber, dapat dideskripsikan bahwa makara yang ditemukan di Sungai Sibanail merupakan makara berbentuk gaja-mina, kombinasi ikan dengan gajah,” lanjut Nurmatias didampingi rekannya Fitriadi.
Dilanjutkan Fitriadi yang terjun langsung ke lapangan, makara yang ditemukan di sungai Batang Sibinail ini berukuran tinggi sekitar 95 cm. Terbuat dari bahan sandstone alias batu pasir yang banyak ditemukan di aliran Sungai Batang Sibinail. Dari morfologi, makara ini berbentuk kepala binatang dengan mulut terbuka lebar. Pada bagian samping digambarkan lengkungan belalai gajah yang dihiasi motif flora, bagian atas bulat membentuk ukel ke bawah. Penggambaran mata terkesan mata sipit dan telinga melengkung menyerupai kipas. Di atas makhluk yang berada di dalam mulut dipahatkan bentuk bunga dan benangsari. Pada sisi kiri dan kanan, terdapat beberapa motif hias sulur-suluran berbentuk lingkaran menyerupai kipas. Pada bagian dalam mulutnya, terlihat pengambaran figur manusia yang sedang memegang senjata di tangan kanan dan perisai di tangan kiri dan posisi berdiri.
“Dari temuan makara tersebut, dapat ditarik kesimpulan peninggalan dari masa Hindu-Buddha dari abad ke-13 ssampai dengan 14 Masehi,” tukas Fitriadi. (yolan)