PADANG-Akhir pekan ini, BPJS Kesehatan Cabang Padang memaparkan hasil penilaian Kapitasi Berbasis Komitmen (KBK) di hadapan asosiasi dan pemilik Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Kota Padang.Untuk penilaian bulan Desember 2018, dari 23 Puskesmas, terdapat 19 Puskesmas yang berhasil mencapai 3 indikator zona aman, 3 Puskesmas dengan angka Rasio Peserta Prolanis Berkunjung tidak aman dan 1 Puskesmas dengan Angka Kontak Komunikasi tidak aman. Sementara untuk FKTP swasta, semua berada dalam posisi aman untuk semua rasio. Sedangkan rata-rata 3 bulan penilaian indikator KBK (Oktober – Desember), semua FKTP mencapai zona aman.
Hal tersebut di atas diungkapkan oleh Kepala Bidang Penjamin Manfaat Primer, Meri Lestari. Ia juga menjelaskan bahwa selama 2018 terjadi peningkatan jumlah puskesmas yang mencapai zona aman untuk semua indikator per triwulan. Secara terminologi, KBK sendiri merupakan sebuah instrumen penilaian kepada FKTP berdasarkan pencapaian indikator yang meliputi aspek Angka Kontak Komunikasi, Rasio Rujukan Rawat Jalan Non Spesialistik dan Rasio Peserta Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang rutin berkunjung ke FKTP.
“Paparan ini hasil dari penilaian triwulan IV 2018, yakni Oktober sampai Desember, secara rata-rata semua FKTP di Kota Padang masuk zona aman. Dan sekaligus kami sounding ulang untuk menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 terkait dengan masa kadaluarsa klaim. Telah disepakati bahwa akan ada alat bantu berupa checklist persyaratan, berita acara serah terima klaim dan FKTP akan mematuhi batas pengantaran klaim maksimal tanggal 10,” ujarnya.
Meri menambahkan, sebagai upaya peningkatan kualitas pemantauan peserta Prolanis Diabetus Melitus (DM) dan Hipertensi (HT) di Puskesmas. Maka akan diupayakan bersama antara Puskesmas, Klinik Pratama, BPJS Kesehatan dan Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya dalam meningkatkan peserta prolanis DT dan HT yang terpantau kesehatannya melalui pemeriksaan HBA1c dn kimia darah rutin setiap 6 bulan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, Ferry Mulyani menegaskan bahwa ia bersama TKMKB dan Asosiasi FKTP, BPJS Kesehatan telah sepakat untuk melakukan monitoring berupa keaktifan peserta Program Rujuk Balik (PRB) yang mengambil obat di FKTP melalui buku kontrol serta membagi reminder kepatuhan obat pada koordinator wilayah dan menjalankn PRB-MTM (Medication Therapy Management).
Sementara Ketua Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia (PKFI), Alfikri mengapresiasi FKTP-FKTP yang telah menunjukkan keseriusannya dalam melakukan pengelolaan pasien. “Contohnya Prolanis dan pengontrolan pasien PRB di Puskesmas Nanggalo telah menunjukkan bahwa FKTP telah serius melakukan pengelolaan pasien kronis untuk mencegah komplikasi,” ungkapnya.
Hal tersebut diamini oleh Ketua Asosiasi Klinik (Asklin), Nasrizal. Ia sangat setuju dengan adanya alat atau media yang memfasilitasi komunikasi tim FKTP yang terdiri dari dokter, apoteker, perawat dan ahli gizi untuk memantau pasien PRB khususnya PRB-MTM. “Harapannya semua pihak disiplin dan berkomitmen untuk mengisi pemantauan, tertib administrasinya ya,” ungkapnya.
Sampai saat ini, Puskesmas dan Klinik Pratama di Kota Padang telah mengelola 2.607 peserta Prolanis DM dan 4.360 peserta Prolanis HT. Dan telah dilakukan pemeriksaan HBA1c terhadap 912 peserta Prolanis serta 2.038 peserta Prolanis yang telah melakukan pemeriksaan kimia darah, masing-masing jika dipresentasekan baru sekitar 34,98% dan 46,74% dari jumlah total peserta Prolanis Kota Padang.