BUKITTINGGI-Pendamping sekaligus motivator pelaku BUMDes Direktur Usaha Desa, Muhammad Najib, sarankan Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) olah masalah jadi usaha. Selain itu, BUMNag harus kreatif melihat pasar.
Sekarang di Sumbar sudah ada 270 BUMNag yang mendapatkan bantuan pernyataan modal. Sebanyak 120 pada 2017 dan pada 2018 sebanyak 150 BUMNag. Masing-masing BUMnag mendapatkan bantuan Rp50 juta.
Dengan itu bagi BUMNag yang sudah terbentuk, memiliki cara tersendiri untuk membuat usaha. Dalam paparan Najib dengan judul 16 jam membuka usaha di desa memaparkan kiat-kiat mendirikan BUMNag yang bisa bertahan.
Menurutnya, dari ribuan usaha yang didirikan BUMdes dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tidak lebih dari 25 persen yang bertahan dalam dua tahun. Untuk itu diperlukan pemilihan usaha yang benar-benar mampu bertahan lama.
“Tidak banyak usaha yang bertahan hingga dua tahun, hanya 25 persen yang bertahan. Sisanya mati dengan berbagai alasan,”ungkapnya.
Diungkapkannya, langkah utama untuk mensiasati usaha BUMNag dengan mengolah masalah jadi usaha. Contohnya, jika dalam satu nagari tersebut kesulitan pupuk, maka BUMnag bisa mengambil usaha distributor pupuk.
Selain itu, pengurus BUMNag juga harus melihat pasar lebih dulu. Mensurvey pasar dan mengkaji pasar secara sederhana. Jika sudah diketahui, BUMNag bisa mengambil porsi usaha pada pasar yang ada. Selanjutnya menggali potensi.
“Di Sumbar ada BUMNag yang menjadi penjual bahan bakar minyak, konsumennya nelayan. Ini kecil, tapi sangat membantu nelayan,”katanya.
Selain itu juga meminta pengurus BUMNag, sebelum melangkah untuk memikirkan ide usaha apa yang dibuat, langkah terpenting yang harus diambil bagaimana memahami kebutuhan pasar.
Khusus usaha BUMNag, kata Najib, sebaiknya kebutuhan pasar yang harus dicari adalah kebutuhan pasar nagari itu sendiri. Peluang bisnis dicari dengan mengidentifikasi permasalahan atau kesulitan yang dialami oleh sekelompok orang.
“Tentu masih ada permasalahan kebutuhan pasar di nagari. Penuhi itu dulu. Jangan kejauhan, jangan muluk- muluk. Realistis saja. Peluang bisnis muncul ketika anda dapat memahami kebutuhan pasar,” ungkap Najib.
Setelah mendapat persoalan, kata Najib barulah mulai melakukan pemilihan ide, sesuai dengan sumberdaya dan ide keterampilan yang dimiliki.