Oleh Roni Aprianto/Wartawan Muda
Siapa yang tak kenal dengan pimpinan daerah yang satu ini. Dia adalah Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan. Memulai karir politik bersama PDI Perjuangan pada tahun 2016 lalu, sukses memenangkan hati rakyat dan menduduki kursi BA 1 V Dharmasraya periode 2016-2021. Kala itu, ia menjadi bupati termuda se Indonesia, 26 tahun.
Sejak itu, ia mulai menata pembangunan di bumi mekar Dharmasraya dengan segala kepiawaian yang ia miliki. Sukses merubah corak ranah cati nan tigo selama lima tahun. Ia kembali memenangkan hati rakyat pada Pilkada 2020 dengan total perolehan suara diatas 70 persen dari total Daftar Pemilih Tetap ( DPT) lebih kurang 145 ribu hak suara. Dengan begitu Rajo Koto Besar ini kembali diamanahkan menakodai Dharmasraya periode 2021- 2026.
Sukses berkarir dalam nuansa politik di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDI-P), dibarengi pula dengan keberhasilannya mendesain Kabupaten Dharmasraya menjadi lebih apik. Kini, kabupaten yang diapit tiga provinsi, sumbar, riau dan jambi itu keluar dari status berkembang menjadi maju sesuai klasifikasi Indeks Desa Membangun (IDM) Tahun 2021. Keberhasilan tersebut tertuang dalam keputusan Dirjen Pembangunan Desa dan Persedaan Kementerian Desa, PDT dan Transmingrasi, Nomor : 398.4.1 Tahun 2021.
Kini, anak muda berbadan tegap berwajah rupawan itu dipercaya menjadi Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia ( APKASI) masa bhakti 2021-2026.
Capaian yang berhasil diraih suami Ny.Dewi Sutan Riska ini tentunya tidak semudah membalik telapak tangan. Butuh kerja keras, butuh pengorbanan, butuh pemikiran dan leadership utuh.
Kepiawaian Sutan Riska Tuanku Kerajaan memimpin Dharmasraya patut diacungi jempol. Pola dirinya memimpin memiliki ciri khas tersendiri yang tidak dipunyai oleh pemempin pemimpin lainnya. Dirinya mulai membenahi pembangunan di Kabupaten Dharmasraya ibarat memakan bubur panas. Makan bubur panas dimulai dari pinggir, setelah itu baru merambah ke seluruh bagian hingga tuntas.
Begitulah cara Sutan Riska Tuanku Kerajaan menata pembangunan di Kabupaten Dharmasraya, pelan, pasti dan terukur.
“Saya mengawali pembangunan dari wilayah paling pinggir terlebih dahulu. Setelah itu barulah membangun kearah tengah atau membangun yang lebih besar lagi,” ungkap bupati pilihan rakyat ini dengan gamblang saat menghadiri acara temu ramah Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan (IKAPTK) Provinsi Sumbar, beberapa waktu di Gedung Auditorium kantor bupati setempat.
Katanya, saat ia memimpin di periode pertama, dijadikannya sebagai kekuatan untuk mengabdi dengan tujuan untuk membuat suatu perubahan besar dan dapat menjadikan suatu kebaikan bagi seluru warga Kabupaten Dharmasraya.
Satu persatu janji janji yang pernah ia dilontarkan sudah terealisasi untuk mewujudkan Dharmasraya berkeadilan. Kendati Dharmasraya ini dulunya sudah keluar dari kabupaten tertinggal, namun ada tiga daerah di salah satu kecamatan yang masih terisolir. Puskesmas tidak ada, listrik belum ada dan sekolahnya masih kurang. Dan Alhamdulillah, sejak dirinya menjabat sebagai bupati. Semua permasalahan tersebut sudah terselesaikan di periode pertama dengan baik.
“Alhamdulillah, satu persatu janji janji kami sudah bisa kami wujudkan untuk Kabupaten Dharmasraya yang lebih baik. Saya membangun Kabupaten Dharmasraya ini bagaikan memakan bubur panas. Kita memakannya dimulai dari pinggir terlebih dahulu. Baru melahap bagian lainnya. Nah, seperti itulah saya membangun. Membangun Kabupaten ini dimulai dari pinggir dulu, baru membangun ke daerah besar-besarnya. Dan Alhamdulillah pada periode saat ini semuanya sudah kita wujudkan,” pungkas ketua umum APKASI ini. ( ***)