Bukittinggi Masuk Nominasi STBM Award 2022

Sekda Bukittinggi Martias Wanto bersama sejumlah Pimpinan SKPD terlihat hafir dalam penilaian STMB secara daring di Bukittinggi Command Center (BCC) Bukittinggi. (ist)

BUKITTINGGI – Pemerintah Kota Bukittinggi masuk nominasi Sanitas Total Berbasis Masyarakat (STBM) award tahun 2022.

Penilaian oleh Kementrian Kesehatan dilaksanakan secara daring, di Bukittinggi Command Center (BCC), beberapa waktu lalu.

Sekda Bukittinggi, Martias Wanto, menyampaikan, pada tahun 2021 lalu, Kota Bukittinggi meraih prestasi pada ajang penilaian STBM dengan kota percepatan ODF (Open Defecation Free) (Tidak Buang Air Besar Sembarangan) yang mengacu kepada 5 Pilar STBM yaitu Tidak buang air besar sembarangan, Mencuci tangan pakai sabun, Pengolahan makanan dan minuman rumah tangga yang aman, Pengelolaan sampah rumah tangga dengan benar dan Pengelolaan limbah cair rumah tangga dengan aman.

Dijelaskan, Pada tahun 2022 Kota Bukittinggi termasuk kota yang memberikan apresiasi terhadap kabupaten/kota lain menjadi pemicu untuk percepatan ODF dan 5 pilar STBM yang berkelanjutan. Kota Bukittinggi juga mempunyai inovasi dalam melaksanakan upaya percepatan 5 pilar STBM menuju sanitasi aman.

Kota Bukittinggi melaksanakan pilar ke 2, ke 3, ke 4 dan ke 5. Hal ini dibuktikan dengan adanya inovasi dari masyarakat yang termotivasi dalam upaya peningkatan sanitasi berkelanjutan.

Pemko berharap, Bukittinggi dapat kembali meraih peringkat terbaik nasional untuk STBM Award tahun 2022 ini.

Pemko Bukittinggi terus dorong bagaimana 5 pilar STBM dapat diimplementasikan di tengah masyarakat dengan bimbingan dari Provinsi Sumatera Barat.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi, Linda Faroza, menjelaskan, Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan sebuah pendekatan dan paradigma baru dalam pembangunan sanitasi di Indonesia dengan mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan perubahan perilaku. Tujuan dari Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi tingginya.

Ada tiga indikator penilaian, enabling environment (penciptaan lingkungan kondusif), demand creation (peningkatan kebutuhan sanitasi) dan supply (peningkatan penyediaan akses sanitasi). (203)