Usai menamatkan kuliahnya, Rajuddin muda hijrah ke Jakarta dan menjadi asisten pribadi Djamaluddin Malik, pengurus PB NU Pusat yang juga Anggota DPR-MPR RI dan dikenal sebagai Bapak Industri Perfilman Indonesia. Djamaluddin yang berdarah Minang ini adalah ayah dari diva dangdut Indonesia, Camelia Malik. Dalam pertemuan tak terduga, Rajuddin bertemu Gubernur Sumbar Prof. Harun Zain yang bertamu di kediaman Djamaluddin di Jalan Cianjur No.18, Menteng, Jakarta Pusat. Dari pertemuan itu, Rajuddin diminta Harun Zain menjadi pegawai Kantor Gubernur Sumbar karena pasca PRRI Sumbar membutuhkan banyak sarjana untuk membangun negeri ini.
Rajuddin yang suka berorganisasi ini memang seorang pekerja keras, jujur, ulet, disiplin, religius, dan amanah. Tak heran, dalam kehidupan selanjutnya ia memetik buah dari hasil kerja kerasnya. Ia pernah menjabat sebagai Sekda termuda di Sumatera Barat, pernah mengemban tugas Bupati Pasaman hingga menjadi Anggota DPR RI.
Satu hal lagi, yang melekat pada sosoknya. Ia dikenal sebagai tokoh yang taat hukum dan tak pernah melawan arus dalam menjalankan amanah rakyat dan negara. Rajuddin tak pernah diperiksa oleh Inspektorat, apalagi polisi. Ia tak pernah terjerat kasus hukum, apalagi KKN.
Sosoknya yang bersih diakui H.Gamawan Fauzi, Gubernur Sumbar periode 2005-2009/Mendagri periode 2009-2014. Dalam kata pengantarnya dalam buku biografi Rajuddin Noeh, Gamawan menilai sosok seniornya itu bukanlah tokoh biasa.
“Di eranya, beliau tahu betul bagaimana memisahkan antara peran sebagai pejabat, pemimpin dalam rumah tangga dan organisasi kemasyarakatan. Inilah perilaku yang patut kita teladani. Satu hal lagi pandangan saya tentang Pak Rajuddin, beliau sangat mencintai kampung halaman (Sumatera Barat). Saat beliau menjadi Anggota DPR RI selalu meningkatkan komunikasi dan selalu menyerap aspirasi masyarakat Sumatera Barat. Ketika beliau pensiun sebagai wakil rakyat, beliau pun rela pulang ke kampung halaman dan menjadi warga biasa,” katanya.