Bundo Kanduang Diharapkan Beri Warna dalam Pelestarian Adat dan Budaya Minangkabau

Pengurus Bundo Kanduang dikukuhkan. (ist)

Batusangkar – Pengurus Bundo Kanduang adalah wanita pilihan yang telah bersedia mengorbankan pikiran dan tenaganya, khususnya dalam menjalankan program Pemerintah Kabupaten Tanah Datar.

“Bundo Kanduang sebagai suatu yang dituakan dalam suatu kaum, dikenal dengan limpapeh rumah nan gadang, amban paruik pagangan kunci, pusek jalo pumpunan tali, hiasan di dalam kampuang, sumarak dalam nagari,” kata Pembina Bundo Kanduang juga sebagai Ketua TP PKK Tanah Datar Ny. Lise Eka Putra saat pengukuhan Kepengurusan Bundo Kanduang Tanah Datar periode 2022-2026 kemarin.
Pengukuhan ini dilakukan Ketua Bundo Kanduang Sumatera Barat, Prof. Dr. Ir. Raudha Thaib bertempat di Balai Adat Tantejo Gurhano Batusangkar.
Ia berharap Bundo Kanduang sebagai ibu sejati juga memiliki tugas cukup berat di Minangkabau. Ia ingatkan jangan sampai organiasai Bundo Kanduang hanya sebagai hiasan dan pelengkap disaat acara resmi.
“Tapi juga bisa memberikan warna khususnya dalam pelestarian adat dan budaya di Minangkabau,” katanya.
Asisten I Setda Tanah Datar Elizarn mengucapkan selamat pada pengurus Bundo Kanduang. Ke kedepannya Bundo Kanduang mampu memelihara kekompakan dalam berorganisasi serta menjaga nilai-nilai adat dan budaya di Tanah Datar.
Elizar juga berharap, pengurus Bundo Kanduang mampu menjalankan organisasi dengan sebaik-sebaiknya.
Sementara, Ketua Bundo Kanduang Sumatera Barat, Prof. Dr. Ir. Puti Reno Radha Thaib mengatakan, terlaksana pengukuhan kepengurusan Bundo tersebut tidak terlepas dari adanya perhatian serius dan pembinaan dari Pemkab.
“Terimakasih saya ucapkan pada bupati dan Wabup Tanah Datar sebagai payuang panji atau penasehat yang telah mendukung terlaksananya pengukuhan ini,” katanya.
Bundo Kanduang ini diharapkan bisa mengemban amanah, serta memiliki pengetahuan tentang adat dan budaya Minangkabau dalam membentuk generasi yang tangguh.
“Adat dan budaya itu berkutat pada nagari, dan di nagari itu berada pada kaum. Jika nilai di nagari dan kaum itu masih terjaga, dimanapun anak-anak Minangkabau berada dia akan memegang teguh adat dan budayanya sendiri,” timpalnya. (ydi)