PULAU PUNJUNG – Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Dharmasraya, Marten Yunus menyebutkan, penguasaan bahasa asing merupakan salah satu peluang untuk bersaing di dunia kerja. Kefasihan dalam berbahasa asing memberikan peluang yang sangat besar pagi pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan yang diidam- idamkan.
“Bahasa asing tersebut seperti bahasa Inggris ataupun Jepang,” katanya, Rabu (24/2).
Menurutnya, berdasarkan pengamatan pihkanya selama ini, banyak angkatan kerja di Dharmasraya gagal mendapatkan pekerjaan lantaran kurang mampu berbahasa asing meski kemampuan di bidang lain cukup bagus.
” Menyikapi kondisi ini, kami melakukan upaya dan mengundang instruktur untuk pelatihan bahasa asing, yang nantinya diterapkan dalam pelatihan tenaga kerja melalui Balai Latihan Kerja (BLK) Sungai Dareh, Dharmasraya,” terangnya sembari menambahkan, Kami upayakan program ini sudah bisa dilaksanakan tahun 2022 mendatang, dengan harapan daya saing angkatan kerja di Dharmasraya bisa terealisasi baik.
Disinggung sehubungan kondisi ketenagakerjaan di Dharmasraya. Ia menjelaskan, saat ini Kabupaten Dharmasraya menyumbangkan jumlah total angkatan kerja sebesar 38 persen dari total jumlah penduduk.
“Dari jumlah tersebut Dharmasraya menyumbangkan angka pengangguran terbuka sebanyak 5,03 persen atau enam ribu orang lebih dari total angka pengangguran di wilayah Provinsi Sumatera Barat,” jelasnya.
Ia menambahkan, upaya yang dilakukan pihaknya untuk menekan jumlah pengangguran salah satu menyelenggarakan berbagai pelatihan bagi angkatan kerja yang ada.
“Hingga saat ini pihaknya sudah memberikan pelatihan kerja untuk kurang lebih 800 orang setiap tahunya seperti, pelatihan otomotif, menjahit, perbengkelan, tata boga dan lain sebagainya,” katanya.
Menurutnya lagi, pandemi Covid- 19 juga memicu berbagai permasalahan ketenagakerjaan di berbagai daerah. Untuk Kabupaten Dharmasraya tidak terjadi efek yang begitu besar, hanya mempengaruhi sebesar 0,3 persen terhadap peningkatan angka pengangguran.
“Akibat pandemi Covid-19 ini tenaga kerja dirumahkan oleh palaku usaha, seperti rumah makan dan restoran serta perhotelan. Kini, secara bertahap mereka sudah dipekerjakan kembali,” pungkasnya. (roni)