Padang  

Corona Buat Pengusaha Pelaminan tak Berkutik

Ilustrasi pernikahan. (Ist)

 

PADANG – Wabah corona telah banyak membuat sejumlah usaha mengalami krisis hingga berhenti beroperasi sama sekali. Seperti halnya usaha pelaminan ataupun wedding organizer di Kota Padang, sejak adanya larangan untuk tidak mengadakan acara resepsi pernikahan atau baralek, para pengusaha ini pun dibuat tak berkutik.

Suarni atau biasa disapa Bu Pik, pemilik Usaha Ibu Pelaminan membenarkan hal itu. Ia mengatakan, sudah dua bulan lamanya tidak ada penyewaan pelaminan dan segala perlengkapan untuk resepsi pernikahan di tempat usahanya. Hingga katanya, beberapa orang yang sudah melakukan booking pelaminan juga meminta pembatalan.

“Ada yang minta dibatalkan, yang memesan pelaminan untuk bulan Juni dan Juli, mereka juga minta DP (uang muka) dikembalikan,” kata Bu Pik, Senin (11/5) di kantornya Jalan Raya Lubuk Begalung No.2.

Akibat tidak adanya orderan penyewaan pelaminan, Bu Pik mengaku, sejumlah karyawan pun mau tak mau harus diistirahatkan karena tidak ada pemesanan dan pemasangan pelaminan. Ia menyebut ada 10 karyawan perempuan, dan 5 karyawan laki-laki yang bekerja padanya.

“Kantor sudah tutup lebih dari sebulan, hari ini baru buka. Sekalian untuk bersih-bersih, karena sudah dua bulan juga tidak disapu,” katanya.

Biasanya, sebelum wabah corona, jasa pelaminan Bu Pik bisa sampai sepuluh pesanan dalam satu bulan. Tapi sekarang, tidak ada sama sekali, akibat adanya larangan mengadakan resepsi untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.

“Keadaan sekarang ini benar-benar membuat krisis,” tukasnya.

Hal yang sama juga terjadi pada usaha pelaminan dan wedding organizer Duta Minang. Dede, anak pemilik usaha ini mengaku sudah satu bulan Duta Minang tidak menerima pesanan sama sekali.

“Ada juga kemarin yang sudah memesan, kemudian membatalkannya. Karena baraleknya juga dibatalkan,” kata Dede saat diwawancarai di kantor Duta Minang Pelaminan, Jalan Rajawali No.9, Andalas.

Ia pun mengaku usaha pelaminan saat ini memang tidak jalan karena adanya wabah corona. Biasanya, setiap minggu selalu ada minimal 2 sampai 3 orderan. Dengan keadaan ini, 15 orang pegawai freelancenya terpaksa harus diistirahatkan karena tidak ada job pemasangan pelaminan dan pengurusan pesta pernikahan.

Baik Bu Pik ataupun Dede juga tidak bisa berbuat banyak, selain hanya menunggu dan berharap wabah ini segera berakhir. Dari pantauan Singgalang, juga terlihat sejumlah tempat jasa pelaminan juga memilih untuk menutup tempat usahanya di masa pandemi ini. (wahyu)