Corona Menjadi-jadi, PBM di Payakumbuh Terancam Batal

Ilustrasi. (*)

Payakumbuh – Keinginan Pemko Payakumbuh memulai Proses Belajar dan Mengajar (PBM) tatap muka akhir Agustus ini, nampaknya sedikit terkendala. Pasalnya, di kota itu saat ini terjadi penambahan kasus positif covid-19 baru. Namun demikian, walikota Payakumbuh berharap PBM ini masih bisa dilaksanakan.

Guna mengantisipasi dan meminimalisir penyebaran covid-19 ke Payakumbuh, Riza Falepi memerintahkan jajarannya untuk jangan dulu menerima tamu dari luar daerah dulu. Sebaliknya staf di jajaran Pemko, juga diingatkan untuk menunda perjalanan dinas ke luar daerah.

“Saya ingatkan pimpinan perangkat daerah di jajaran Pemko, agar tak menerima tamu dari luar daerah zona merah dan zona kuning covid-19. Sebaliknya, semua staf Pemko juga diminta tidak melakukan perjalanan dinas ke luar daerah. Itu salah satu syarat guna meminimalisir penyebaran covid-19,” ujarnya, kepada wartawan, Selasa (18/8).

Menurut walikota, rencana PBM akhir Agustus bisa saja buyar, jika kasus positif covid-19 di Payakumbuh bertambah lagi. Padahal, keinginan PBM itu merupakan aspirasi masyarakat yang harus direspon secara positif.

“Bagaimana kita bakal memulai masuk ke sekolah, bila kasus covid-19 masih ditemukan di Kota Payakumbuh. Bahkan orang dari zona merah masih juga datang berkunjung ke Payakumbuh,” tambahnya.

Pernyataan Riza ini bukan tanpa alasan, peningkatan kasus dari wilayah di luar Payakumbuh cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari relis Kabiro Humas Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, dimana data covid-19 sudah melebihi 1.257 orang.

“Untuk itu, kita tekankan juga kepada OPD, bila ada staf yang berdomisili di luar Payakumbuh terutama daerah zona merah, untuk sebaiknya tinggal di Payakumbuh saja dulu. Jadi tolong kepala OPD, agar lebih keras kepada bawahannya. Selain itu, bila ada pejabat selepas melakukan perjalanan dinas, termasuk DPRD dari luar daerah, sesampai di Payakumbuh harus mengikuti tes Swab dan menjalani isolasi sampai hasil Swab keluar,” kata Riza.

Sementara itu, setelah menerima tamu dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumbar, enam pejabat dan staf DLH Payakumbuh harus menjalani tes Swab. Pasalnya, sopir kepala bidang yang berkunjung ke Payakumbuh itu, terkonfirmasi positif Covid-19. Berdasarkan tracking, membuat enam orang pejabat DLH, termasuk Kadis LH Dafrul Pasi bersama sopirnya Beni, harus menjalani Swab tes. Keenam pegawai DLH itu, menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing hingga hasil tes keluar.

“Nah hal semacam ini yang harus kita hindari di Payakumbuh ini. Agar daerah kita ini tetap bersih dan terhindar dari Covid-19. Tapi kalau masih bandel juga, ya terpaksa kita mengetatkan lagi aturan kunjungan dan keluar daerah,” pungkas Riza. (207)