Kehadiran dua perempuan peduli itu praktis membuat pihak keluarga Fadri terharu dan takjub. Pihaknya tidak menyangka akan mendapat kunjungan malam-malam dan dalam kondisi hujan gerimis.
” Alhamdulillah, kami sangat terharu. Ini akan menjadi sitawa sidingin bagi kami,” kata Nilfiza (40) salah seorang anggota keluarga Fadri.
Nilfiza mengungkapkan, meski untuk biaya pengobatan sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan, namun untuk biaya lain selama proses pengobatan, ia mengaku sangat kesulitan. Apalagi ia dan keluarganya hanya bekerja sebagai pedagang kecil di pasar raya Solok.
Ia menceritakan ihwal penyakit yang diderita pamannya itu berawal dari sariawan biasa sejak akhir Ramadhan lalu. Namun setelah sekian lama, penyakitnya tak kunjung sembuh dan malah makin parah.
“Awalnya dibawa berobat ke bidan di puskesmas kelurahan, namun karena peralatan tak memadai, beliau kami bawa ke RS M.Natsir. Dari RS.M Natsir, kemudian dirujuk lagi ke RS.M Djamil di Padang untuk pengobatan intensif,” kata Nilfiza.
Dari hasil pemeriksaan pada dua rumah sakit itulah, Fadri divonis telah mengidap kanker mulut dan akan dioperasi di RS. M. Jamil Padang.
(rusmel)