PADANG – Masyarakat Sumbar yang terkena dampak gempa dan tsunami Sulawesi Tengah, terus didata. Setidaknya terdapat delapan orang meninggal dunia, 12 hilang dan tiga orang mengalami luka-luka.
Rumah warga Minang yang rusak berat 36 unit, empat rumah tersapu tsunami sedangkan rumah rusak ringan dan sedang sebanyak 105 unit.
“Data di atas baru data sementara, kemungkinan akan terus bertambah. Kami akan terus berkoordinasi dengan BPBD Sulteng,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Rumainur, dalam pers rilisnya, Selasa (9/10).
Dijelaskannya, untuk masyarakat Minang yang masih berada di pengungsian sebanyak 15 KK. Sementara, untuk memberikan motivasi bagi masyarakat Sumbar yang terkena dampak gempa dan tsunami Sulteng, Rabu ini (10/10) Wakil Gubernur Sumbar, akan melakukan kunjungan kerja ke wilayah terdampak bencana.
Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit kepada wartawan mengatakan kunjungannya merupakan kepedulian pemerintah Sumbar kepada masyarakat Minang yang terkena bencana alam, tsunami dan lukuifaksi di Palu, Sigi dan Donggala Sulteng.
“Sebelumnya kita sudah mengirim rendang ke saudara-saudara kita yang terkena dampak bencana. Alhamdulillaj, kiriman itu sangat berarti bagi mereka. Kita berharap tentunya, masyarakat Palu, Donggala dan sekitarnya segera bangkit,” terangnya.
Dalam kunjungan itu sebutnya, dia akan menemui Gubernur, Kapolda Sulteng serta perantau Minang baik yang terdampak bencana maupun yang menjadi korban bencana.
“Cobaan ini cukup berat, mesti kita dilewati dengan sabar, iklas dan ketaqwaan kepada Allah SWT,” himbau Wagub Nasrul Abit.
Sebagaimana diketahui Sulteng diguncang gempa hebat berskala 7,4 SR. Tak sampai disitu tsunami dan likuifaksi (tanah bergerak) pun menyapu sejumlah kawasan. Data dari BNPB jumlah korban jiwa akibat bencana alam tersebut lebih dari 2000 orang. Meski begitu masyarakata Sulteng mulai bangkit. Kantor-kantor pemerintahan mulai berjalan dan jumlah pengungsi pun terus berkurang. Pedagang pun telah berjualan di wilayah terkena dampak bencana. (yuke)