” Kita yakin pasti berpengaruh, karena harga tiket pesawat sangat mahal. Meski begitu, perantau akan pulang menggunakan mobil pribadi dan bus,”sebut Kepala Biro Kerjasama Pembangunan dan Rantau Setdaprov Sumbar, Luhur Budianda didampingi Kepala Bagian Rantau, Hilma Kamis (16/5).
Dikatakannya, meski tingginya harga tiket, antusias masyarakat untuk pulang kampung sangat tinggi. Karena perantau Minang itu tidak hanya dari pulau Jawa, juga tersebar di Sumatera.
Diperkirakan, jumlah perantau pulang kampung pada lebaran kali ini bisa mencapai 100 ribu orang lebih. Jumlah itu bisa saja bertambah seiring dengan mendekatnya waktu lebaran.
Dari data Pemprov Sumbar, hingga minggu kedua Ramadhan, sudah ada empat organisasi perantau yang menyatakan pulang kampuang bersama. Paling tidak telah melaporkan sebanyak 1.000 mobil untuk pulang kampung beserta bus.
Empat organisasi perantau tersebut, yakni Sulik Air Sepakat (SAS). Khusus SAS sudah melaporkan akan pulang bersama dengan 1.000 unit mobil. Kemudian, Ikatan Keluarga Kamang Barat, Nagari Koto Aur Malintang Padang Pariaman dan Ikatan Keluarga Kamang Saiyo.
Dikatakannya, dengan pulangnya perantau sangat membantu perekonomian kampung. Terutama dari putaran perekonomian selama libur lebaran. Diperkirakan mencapai triliunan.
“Kalau kita hitung bisa triliunan uang yang berputar di Sumbar selama libur lebaran,”sebutnya.
Menurutnya, pulangnya perantau pada libur lebaran tahun hendaknya juga mendapatkan sambutan dari pemerintah daerah. Setidaknya menggelar kegiatan kebudayaan, di masing-masing kabupaten/kota.
“Perantau pasti ingin menyaksikan di kampung ada acara pagelaran yang terkait dengan budaya, karena mereka jarang pulang kampung. Terutama di lokasi wisata,”katanya.
Diungkapkannya, ke depan Pemprov Sumbar akan menjalankan sejumlah program untuk meningkatkan partisipasi rantau bagi kampung. Seperti melibatkan langsung perantau dalam program nagari. Dengan menentukan satu nagari di masing-masing kabupaten/kota.
“Ini sedang berproses, bagaimana peran perantau itu tidak hanya dalam mengirimkan uang atau bantuan uang saja. Tapi terlibat dalam pembangunan nagari, itu bisa dalam bentuk jaringan, sehingga dapat melahirkan nagari yang punya ciri khas tersendiri,”ujarnya.104