PADANG – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menutup rekening bantuan untuk pengungsi korban Wamena, malam ini Jumat (18/10) pukul 23.00 WIB. Hingga Jumat sore, sumbangan yang masuk sudah mencapai Rp6,308 miliar.
“Hingga pukul 16.00 WIB, angkanya masih bergerak, tapi tidak begitu banyak,” sebut Kepala Biro Bina Mental dan Kesra, Setdaprov Sumbar, Syaifullah.
Dikatakannya, dari total sumbangan tersebut sudah dimanfaatkan untuk perantau Minang pengungsi Wamena. Hingga terakhir dimanfaatkan Rp3,278 miliar lebih. Dengan itu, jumlah saldo rekening bantuan dengan nama Sumbar Peduli Sesama terakhir Rp3,043 miliar.
Ia menjelaskan, total perantau yang pulang dari Wamena hingga 11 Oktober 2019 berjumlah 860 orang. Masing-masing perantau, tiket pesawatnya masih menggunakan biaya pribadi. Mengingat sumbangan banyak yang masuk, Pemprov Sumatera Barat memutuskan untuk membayar atau mengklaim tiket yang telah digunakan itu dari sumbangan yang masuk.
“Sampai sekarang sudah cukup banyak perantau yang mengklaim tiketnya dengan harga tiket Rp4 juta hingga Rp5 juta per orang. Pembayarakan klaimpun dilakukan secara tunai dengan cara memeriksa tiket yang digunakan serta mencocokan daftar perantau Wamena yang pulang dari data yang dicara oleh IKM (Ikatan Keluarga Minang) di Wamena,” katanya.
Dana tersebut tidak hanya untuk membayar tiket yang telah dibeli oleh perantau. Tetapi juga ada berupa uang santunan atau uang saku sebesar Rp1.000.000 untuk dewasa, dan Rp500.000 per orang untuk anak-anak.
Sisa uang rencanya bakal diberikan kepada perantau yang mengalami kerusakan aset yang ada di Wamena. Namun, untuk memastikan rencana itu, akan ada rapat bersama untuk menentukan tata cara pemberian bantuannya.
Syaifullah menyatakan, terkait waktu pembatasan klaim tiket pesawat dari Wamena – Papua sampai sekarang belum ada ditentukan kapan batas waktunya. Hal itu dikarenakan butuh verifikasi data dari setiap perantau yang mengajukan klaim ke Biro Bina dan Mental. Akan tetapi, diperkirakan sejauh ini sudah cukup banyak yang telah mengajukan klaim.
Alasan perlu adanya verifikasi karena ada ditemukan masyarakat yang memanfaatkan momen itu dengan cara memalsukan tiket pesawat. Tapi persoalan cepat diselesaikan oleh pegawai yang ditugaskan untuk melayani perantau yang datang mengklaim datanya.
“Memang cukup rentan memanfaatkan peluang dari kondisi seperti itu, apalagi uang ini bersumber dari sumbangan dan bukan uang negara,” katanya.
Syaifullah juga menghimbau kepada masyarakat yang belum melakukan klaim tiket pesawat agar segera mendatangi Kantor Biro Bina dan Mental Setdaprov Sumatera Barat yang ada di lantai II Gedung Scape Building Kantor Gubernur Sumatera Barat. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut memberikan sumbangan untuk membantu kepulangan perantau dari lokasi kerusuhan Wamena. (yose)