“Saya sangat berterima kasih sekali kepada bapak Zulhefi. Kalau tidak, mungkin saya tidak bisa melanjutkan kuliah,” ceritanya kepada Singgalang.
Tidak hanya biaya kuliah saja ditanggung dalam program KIP tersebut, anak kedua dari tiga saudara ini juga mendapatkan uang saku sebesar Rp4,2 juta selama satu semester.
“Saya ingat pesan beliau (Zulhefi-red) untuk rajin dan sungguh-sungguh kuliah, dan bisa merubah nasibnya serta keluarga,” kata Nesrizal.
Selama libur kuliah, Nesrizal juga ikut membantu bapaknya sebagai buruh bangunan di Biaro untuk bisa menambah pendapatan keluarga.
“Saya sekarang lagi di kampung bang, karena libur kuliah. Selama libur ini saya bantu bapak kerja,” ujar Nesrizal.
Nesrizal berharap dengan adanya program yang dibawa bapak Zulhefi ke kampung halamannya, setidaknya bisa membantu kawan-kawan yang berprestasi yang tidak mampu di financial untuk biaya kuliah.
“Saya berharap bapak bisa terus membantu warga yang tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan. Mudah-mudahan bapak Zulhefi bisa mendapat balasan dari amal perbuatan beliau dari Allah,” katanya.
Nesrial bukan satu-satunya penerima beasiswa KIP di Agam, ada beberapa mahasiawa lain. Tapi berasal dari sekolah berbeda seperti SMA Baso dan Canduang.
Seperti diketahui, program beasiswa tidak saja untuk mahasiswa. Tapi juga kalangan pelajar, dan telah 1000 lebih pelajar yang diusahakan Zulhefi mendapatkan beasiswa.
Beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) tahun 2020, untuk SD sebanyak 954 orang, SMP 178 dan SMA sebanyak 693 orang.