Puasa orang awam, adalah puasa yang paling rendah tingkatnya, karena puasa ini hanya sekedar menahan rasa lapar, haus dan menahan nafsu syahwat. Ada yang menyebut puasa orang awam ini adalah puasa orang kebanyakan.
Ciri puasa awam ini adalah, tidak menghindarkan diri dari perkataan yang merusak puasa seperti gunjing atau ghibah, bahkan yang sudah hobi jadi ulu anta atau tukang hasut tetap begitu. Apalagi yang suka bercarut dan memaki, berbohong, menfitnah, mencemeh dan bertengkar, dia puasa itu semua dibuat juga.
Begitu juga telinganya, pelaku puasa awam tak soal mendengar gunjing dan kata kata jorok.
Matanya tak dipelihara, memang condong mata kepada yang rancak tapi tak terkendalikan, karena kebiasaan melihat yang “indah” dimatanya, baik dalam bentuk manusia nyata maupun dalam bentuk visualisasi. Jika dia orang mamacik dan berkuasa tapi pemarah, puasa tak menagah dia untuk marah, pemberangnya seperti itu juga.
Atau kalau dia aparat, puasa tetap tapi korupsi, sogok, menyogok dan manipulasi tetap jalan. Puasa awam ini setara dengan puasa anak anak atau ‘paja-paja’.
Paja-paja berpuasa begitu juga, habis sahur meletuskan mercon bersama sambil bersorak sorak dijalan, bikin urang terkejut kejut, bercarut disambil sambilkan, bergelut sampai berkelahi, main lempar lempar dan tembak tembakan. Kalau paja paja jaman dulu berpuasa iya, tapi mencuri jambu tetangga iya juga, ambil buah buahan orang lain tak masalah.
Tingkatkan puasa lapis kedua adalah puasa orang khusus. Orang ini selain menahan lapar, haus dan syahwat, juga mempuasakan mulutnya, telinga, perangai dan prilakunya dari perbuatan perbuatan tercela. Tidak bergunjing , tidak melihat perempuan gatal, matanya benar benar dijaga, apalagi hatinya, tak ada emosi emosi atau marah-marah, walaupun patut marah. Orang ini banyak beribadah dalam berpuasa, dia menegakkan Ramadhan dengan setegak-tegaknya. Ini lah yang termasuk orang yang disebut Rasulullah itu, siapa yang mendirikan Ramadhan dengan penuh iman dan perhitungan, maka diampuni semua dosa dosanya yang telah berlalu, Al Hadist riwayat Muslim.