Ragam  

Dayat ‘Manjojo’ Kue Talam demi Sekolah dan Orangtua

Dayat manjojo kue talam untuk keperluan biaya sekolah dan membantu orangtua. (ist)

PARIAMAN – Usianya sudah 18 tahun. Kini duduk dibangku kelas X SMKN 4 Pariaman. Setiap hari, tak peduli hari Minggu atau pun hari libur, dia selalu manfaatkan waktu luangnya untuk ‘manjojo’ atau menjajakan kue dengan berjalan kaki sejauh berkilo-kilo meter.

Semua itu, aku pelajar yang oleh teman-temannya akrab dipanggil Dayat tersebut, dia lakukan demi sekolah dan membantu orangtua. “Ayah saya sudah lama sakit. Sudah tidak bisa melihat dan, tentu sudah tidak bisa menghidupi keluarga. Sementara ibu hanya seorang buruh tani,” ujarnya.

Tak ada cara lain, kata Dayat, dia harus ikut bekerja, membantingtulang untuk membantu orangtua dan kebutuhan akan biaya sekolah. “Saya berjualan kue talam dan, ini sudah saya lakoni sejak masih di SD,” akunya.

Kue talam adalah makanan yang terbuat dari ubi dan kelapa dengan mempergunakan talam sebagai cetakannya. Kue talam yang ‘dijojokan’ Dayat setiap sepulang sekolah itu adalah buatan orang. Kue orang yang dia bantu menjualkan.

Satu talam ada sekitar 100 potong kue talam. Dijual Rp1.000 perpotong. Jika habis terjual, Dayat berhak mendapatkan Rp30 ribu dari Rp100 ribu hasil penjualannya. “Ya, rata-rata saya dapat Rp30 ribu sehari,” akunya.

Anak keempat dari pasangan Alam Nurdin – Nurbima tersebut mengaku tidak pernah merasa malu dilihat dan diledeki oleh teman-temannya. “Kenapa harus malu. Kalau saya perturutkan rasa malu, tentu saya tidak bisa sekolah dan membantu keluarga,” ujarnya.

Sebenarnya, aku Dayat, dia ingin pula seperti teman-temannya. Pulang sekolah, nongkrong atau berolaraga. Memliki android dan bergame online.

“Tapi, harus bagaimana, kami orang miskin. Mudah-mudahan saja, suatu saat kehidupan kami bisa pula lebih baik,” harap Dayat yang adinya juga masih sekolah itu. (darmansyah)