PULAU PUNJUNG – Penurunan angka stunting termasuk salah satu fokus Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan. Dalam upaya penurunkan angka stunting ini, bupati menggelar Rapat Koordinasi dengan 52 Walinagari se Dharmasraya di gedung Auditorium kantor bupati setempat, Selasa (12/9/2023).
Hadir pada kesempatan itu, Kapolres Dharmasraya, AKBP Nurhadiansyah, Kajari Dharmasraya, Dodik Hermawan,, Kepala Dinas PMD Dharmasraya, Hasto Kuncoro dan undangan lainnya.
Sebelumnya, pada 4 September 2023 bupati juga menghadiri Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Dharmasraya. Rakor dihadiri Perwakilan BKKBN Sumbar, Fatimah, Ketua DPRD Pariyanto, Kapolres, Nurhadiansyah, Kepala Kejaksaan Negeri Pulau Punjung, Dandim 0310/SSD, Ketua Pengadilan Negeri Pulau Punjung, Sekda, Kepala Kankemenag dan undangan lainnya.
Bupati mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkenan mengikuti Rapat Koordinasi Percepatan penurunan stunting di Dharmasraya.
“Semoga melalui rapat koordinasi dalam upaya penurunan angka stunting di Dharmasraya berhasil sesuai instruksi Presiden 2024. Karena angka prevalensi stunting harus menyentuh diangka 14 persen. Jadi kita punya waktu lebih kurang satu tahun lagi,” terangnya.
Lanjut bupati, upaya penurunan angka stunting sejalan dengan pembangunan sumber daya manusia berkualitas guna pencapaian Indonesia 2045 yakni, manusia Indonesia yang memiliki kecerdasan yang komprehensif, damai dalam interaksi sosialnya dan berkarakter kuat. Sehat menyehatkan dalam interaksi alamnya dan berperadaban unggul, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional.
Visi tersebut akan sulit dicapai jika permasalahan gizi di Indonesia tidak diatasi secara serius. Berdasarkan dari hasil SSGI tahun 2022, angka prevalensi kasus stunting di Dharmasraya adalah 24,6 persen.
“Kasus prevalensi Dharmasraya meningkat 5,1 persen dari tahun sebelumnya. Namun, berdasarkan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Dizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) angka prevalensi stunting di Dharmasraya menyentuh angka 7,6 persen di tahun 2022. Ini menjadi tugas utama kita semua dalam hal percepatan penurunan stunting ,” katanya.
Pada tahun ini Dharmasraya, telah melaksanakan survey yang dilaksanakan oleh Survei Kesehatan Indonesia (SKI). Survei Kesehatan Indonesia ini akan menjadi acuan untuk menentukan angka prevalensi stunting Dharmasraya di 2023.
Intervensi stunting harus dimulai dari hulu yaitu kepada remaja dan calon pengantin. Pastikan kebutuhan gizi sejak dari remaja serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Kemudian calon pengantin pastikan telah melakukan pemeriksaan kesehatan dilayanan kesehatan setempat. Mendapatkan bimbingan perkawinan serta KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) dari petugas di lapangan atau pendamping keluarga.
“Tentunya, semua daya upaya harus kita lakukan supaya angka prevalensi stunting pada 2024 menjadi 14 persen bahkan di bawah itu. Kita telah melahirkan inovasi terkait dengan percepatan penurunan stunting melalui Bapak Ibu Asuh Anak Stunting (BAAS) yang mana terdapat 241 bapak ibu asuh anak stunting. Untuk penyalurannya bantuan ini sudah masuk ke-4. Ini menjadi komitmen utama dari Pemkab Dharmasraya dalam percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Dharmasraya.
“Dharmasraya juga mendapatkan penghargaan dari Gubernur Sumbar sebagai terbaik I dengan jumlah bapak asuh anak stunting terbanyak tingkat Sumbar. Ini menjadi apresiasi bagi kita semua, semoga bapak asuh anak stunting ini menjadi pemicu semangat kita untuk Dharmasraya bebas dari stunting,” pungkasnya ( roni ).