PAYAKUMBUH-Panas begitu terik di Kota Payakumbuh, sejak beberapa waktu belakang. Di Pesantren Entrepreneur anak-anak bersiap ke dapur, guna membuat aneka takjil yang hendak dijual dengan cara berkeliling setiap Ramadhan tiba.
Ada yang menjual kolak, minuman segar dan aneka pabukoan. Semuanya diolah dan dibuat sendiri oleh para santri. Uang untuk membuat bahan juga dari santri itu sendiri. Semua yang dikerjakan santri adalah proses pembelajaran dan sebagai bekal nantinya, kelak ketika mereka tamat dari pondok pesantren.
Bunga Maharani santri kelas VIII, ba’da Zuhur sibuk mempersiapkan dagangannya dengan ragam bentuk. Mulai dari bola ubi ungu lumer, kroket tahu, telur mini dan sejumlah kue basah lain. Dalam beberapa jam dia berhasil membuat aneka kue tersebut.
Tepat setelah menunaikan shalat Ashar, dia bergegas membawa kue-kue itu keliling kampung tak jauh dari pesantren, tempat dia menimba ilmu.
“Kalau lagi beruntung semua dagangan saya laris semua. Namun ada kalanya jual beli hanya sedikit,” ujarnya kepada topsatu.com belum lama ini.
Bunga, adalah seorang dhuafa. Ayah ibunya berpisah. Dan ia tinggal bersama sang ibu yang menderita penyakit kelejar tiroid yang sudah menjalar ke perut. Meski kondisi keluarganya demikan, Bunga tak pernah surut untuk menuntut ilmu.
Apalagi dia bersekolah di Pesantren Entrepreneur Payakumbuh, yang menggratiskan semua biaya pendidikan bagi santrinya.
Sekolah gratis inilah yang dicari Bunga bersama kaun dhuafa lainnya. Sebab untuk mendapatkan pendidikan di sekolah Islam sekarang membutuhkan biaya yang sangat mahal. Sebuah angka yang tak akan dapat dijangkau Bunga dan kalangan ekonomi lemah lain.
“Semoga makin banyak pesantren yang menggratiskan biaya pendidikan bagi anak-anak tak mampu,”harap Bunga.
Lain lagi Adam Malik, yatim, 4 bersaudara itu menggeleuti perabotan dan perbengkelan selama menimba ilmu di Pesantren Entrepreneur Payakumbuh. Kelak ketika lulus dari pesantren itu, dia akan membuka usaha perabot dan bengkel di kampungnya, Pasaman.
“Setelah tamat saya mau buka usaha perabot dan bengkel,” kata siswa kelas IX itu.