Untuk santri yang sudah masuk tahun kedua, semua uang dari orangtuanya ditabung 100 persen. Sebab mereka sudah punya modal untuk kebutuhan sehari-hari, hasil dari penjualan pada Ramadhan tahun pertama saat masuk pesantren.
Setiap pekan, penjualan dari santri akan dievaluasi.Dari sana akan ketahuan siapa yang untung dan yang rugi.
Hasil jual beli santri akan dikumpulkan dan disimpan pengelola pesantren. Pastinya dengan catatan yang jelas nilainya dari transaksi jual beli santri.
“Saat ini uang santri yang kami simpan paling besar Rp2 jutaan hingga Rp4 jutaan. Uang itu akan kami kembalikan ketika mereka tamat. Atau bisa diambil seperlunya ketika mereka akan pulang kampung. Jadi anak-anak bisa membantu orangtua dengan tabungannya sendiri. Bahkan ada anak yang mampu menghindarkan orangtuanya dari para rentenir,”terangnya.
Belajar Beternak dan Berladang
Para santri di Pesantren Enterpreneur Payakumbuh, juga belajar beternak. Ilmu didapat dari mentor yang sudah dipilih pihak pesantren. Dari para mentor itulah santri belajar tentang memberi makan ternak, bagaimana cara ternak tidak mati, hingga belajar menjual ternak dengan cara berkeliling dari satu kampung ke kampung lain.
“Mentor yang kami cari tidak sembarangan, tujuannya agar anak benar-benar belajar. Umumnya mentor adalah orang yang sukses di daerah terdekat dari pesantren. Anak-anak yang datang ke mentor masing-masing,” terang Ihsan.
Sebagai pengelola pesantren, ayah tiga anak itu pun ingin para pengusaha besar di Sumbar dan Tanah Air, turut menjadi mentor bagi para santri mereka. Harapannya, ilmu Entrepreneur para santri mereka bisa lebih luas dari sekarang. Hingga para santri Pesantren Entreprenuer tersebut tidak semata jadi pengusaha lokal, tapi juga bisa menjadi pengusaha besar di Indonesia bahkan dunia.
Untuk berladang, para santri juga diajarkan menanam sejumlah tumbuhan. Seperti ubi, jagung. Ketika panen mereka akan melihat bagaimana cara panen, kemudian diolah menjadi aneka makanan, seperti keripik, memberi cabai kripiknya hingga dikemas sampai layak jual. Setelah semua selesai, para santri yang terlibat akan mendapat upah dari pekerjaan yang mereka lakukan. Uang itu dibawa ke pesantren untuk ditabung.