PEKANBARU – Coach Dian Rama Saputra akhirnya bisa mematahkan pendapat banyak pihak. Apa itu ? Banyak yang beranggapan, instruktur pelatih acap kali gagal bila memegang satu tim sepakbola. Tapi anggapan itu pada Minggu (12/11) sore dipatahkan oleh Dian Rama Saputra bersama kru pelatih lainnya seperti Dedi Umar, Revo Ramadhan, DR. Ridho Bahtra serta pelatih kiper Afriyanto serta Sektim April, M. Pd.
Ya, setelah delapan tahun atau tepatnya dua kali PON yakni PON 2016 Jabar dan PON 2021 Papua, Sumbar gagal utus cabor sepakbolanya. Tahun depan, 2024 cabor sepakbola, Sumbar kembali mewakilkan kesebelasannya di PON edisi 21 Aceh-Sumut. Dikabarkan cabor sepakbola dimainkan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussaalam.
Lolos nya, cabor sepakbola tak terlepas dari tampil rancaknya, Wildan Khusnul cs., di arena Porwil Sumatera XI Riau. Anak asuh Dian Rama Saputra yang tergabung di Grup B bersama Kepri, Sumsel, dan Babel menyapu laga dengan kemenangan alias clean sheet dengan 9 poin.
Lolos dengan predikat juara Grup B maka di laga semifinal bertemu Lampung (runner up Grup A). Kedua provinsi ini pun bertemu pada Minggu (12/11) siang di Stadion Utama Riau. Hasilnya, sebiji gol dari Jimmy Tryan Brother di menit-menit awal babak kedua sudah cukup bagi anak Dian Rama Saputra itu merebut satu tiket PON Aceh-Sumut.
“Yang hebat dan luar biasa itu anak-anak kami. Mereka berjuang tanpa kenal lelah. Kami (tim pelatih) hanya tinggal mengarahkan saja,” papar Dian, merendah.
Apa pun jawaban dan ucapan Dian Rama Saputra, yang pasti cabor sepakbola, Sumbar pada PON edisi ke-21 tahun depan kembali menjadi bagian kontingen Ranah Minang disamping cabor-cabor lainnya yang juga telah lolos dari Babak Kualifikasi (BK).
Kembali soal mitos. Karir Dian Rama Saputra sebagai pelatih dimulai semenjak membidani Semen Padang FC dari yunior hingga asisten pelatih senior.
Berkat keingintahuan dan terus belajar dan belajar, Dian pun mengikuti kursus kepelatihan hingga bisa menjadi instruktur kepelatihan. Kini, Dian pemegang sertifikat kepelatihan A Diploma (A AFC) semenjak tahun 2021.
Tak berhenti di situ. Karir sebagai instruktur pun diasah Dian. “Saya hanya terus belajar, belajar dan belajar. Sepakbola itu memang indah,” ungkap suami dari Susmizarti, SE itu.
Karir sebagai pemain sudah banyak pula dilakoninya. Mulai dari SSB Generasi Medan 1991 hingga 1994. Lalu tergabung di Pratama Semen Padang pada 1994 sampai 1997.
Suka atau tidak, Dian Rama Saputra sudah mematahkan anggapan bayak pihak, seorang instruktur pelatih sering kali gagal saat menjadi pelatih di klub atau tim.
Pada Selasa (14/11) besok, laga final sepakbola Porwil XI ditabuh. Lawan, tuan rumah Riau. Berlaga di Stadion Kahareodin Nasution, Rumbai. Selangkah lagi medali bergengsi siap direngkuh Dian Rama Saputra cs. “Kami mohon doa dan dukungannya. Semoga harapan kita semua bisa kembali diwujudkan,” pinta Coach Dian.
Yang pasti, target awal meraih tiket PON XXI 2024 sudah berhasil dipenuhi. Besok, target lanjutan bisa pula terealisasi yakni medali bergengsi di cabor bergengsi multiiven olahraga prestasi yakni medali emas. Semoga saja, Coach Dian! (102)