“Kalau silek kumango, dia menjadi milik masyarakat kumango, dan lahir sesuai dengan adat dan budaya urang kumango, dan masyarakat kumango secara kolektif menjadi pemilik sekaligus sebagai pengawal dari silek tersebut,” tuturnya.
Silek secara tidak langsung mengungkapkan nilai-nilai karakter sipemiliknya. Jika ini tidak diwariskan, maka hilanglah karakter asli dari pemiliknya, karena salah satu wadahnya juga telah punah.
Sedangkan pola pendidikan dan pembelajaran silek di sasaran berbeda jauh dengan yang ada di perguruan Pencak Silat Nasional. Pada Sasaran diajarkan menurut adat yang berlaku di tempat lahirnya sasaran atau aliran silek tersebut, dan diajarkan dengan tata nilai dan norma adat dengan segala aturannya.
Tujuannya membina ahklak dan fisik dan ketrampilan serta ilmu dan pengetahuan mengenai sosial budaya. Pada Perguruan Pencak Nasional, tujuannya adalah melatih ketangkasan dan ketrampilan untuk meraih prestasi olahraga. (*)