PAINAN – Viqri Gunawan (27) penderita tumor di kepala, warga Nagari Duku, Kecamatan Koto XI Tarusan, menerima santunan dari Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kabupaten Pesisir Selatan, kemarin.
Sebelumnya, Viqri viral di media sosial karena meminta bantuan kepada para dermawan disebabkan tidak memiliki uang lagi untuk membeli obat.
Dengan kerendahan hati, Viqri meminta maaf jika tindakan meminta bantuan guna keperluan beli obat tersebut beredar luas di media sosial Facebook dan Instagram.
Dia berharap agar ada orang-orang yang baik hati dapat menyisihkan sedikit rezeki untuk keperluan membeli obat herbal yang bernama Teh Bajakah. Viqri sempat terputus meminum obat tersebut lantaran terkendala biaya.
“Alhamdulillah, hari ini pejabat Dinas Sosial telah berkunjung ke rumah kami. Terimakasih untuk semua pihak yang berupaya untuk membantu Viqri,” jelasnya.
Kepala Dinas Sosial PPPA Kabupaten Pesisir Selatan, Wendra Rovikto mengatakan, pihaknya didampingi pemerintah nagari setempat telah mengunjungi rumah penderita penyakit tumor itu.
“Ya, kita melakukan homevisit ke rumah Viqri sekitar pukul 09.30 WIB. Kami melihat kondisinya saat ini dan melakukan intervensi dengan memberikan dana santunan kepada Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS),” terang Wendra.
Selain pemberian dana santunan, Dinas Sosial PPPA Kabupaten Pesisir Selatan juga melaporkan kasus tersebut ke Kemensos RI.
“Dan kita juga akan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait penanganan lanjutan terhadap PPKS ini,” jelasnya lagi.
Diketahui, sebelum menderita tumor di bagian kepala, Viqri awalnya hanya mengalami iritasi memerah di bagian kepala pada tahun 2016. Kemudian dari kemerahan tersebut berubah menjadi benjolan menyerupai bisul hingga akhirnya membesar.
Kemudian, PPKS berobat ke RSUD M. Zein Painan, hingga akhirnya diberikan rujukan ke RSUP M. Jamil di Padang. Rentang tahun 2017-2018 PPKS mendapatkan tindakan operasi sebanyak 2 kali.
Meskipun sudah dua kali operasi, pihak rumah sakit sebenarnya kembali menawarkan untuk dilakukan operasi yang ketiga kali tetapi dengan tingkat keberhasilan 50%.
Mendengar itu, orang tua Viqri belum setuju. “Kalau saya sebenarnya merasa siap untuk dioperasi. Tapi ibu saya belum setuju,” jelas Viqri.
Sementara itu, Dinas Sosial setempat akan berupaya membantu Viqri melalui koordinasi dengan berbagai pihak terkait.
“Jika setuju operasi ketiga, maka kita akan terus berkoordinasi baik dengan dinas kesehatan maupun dengan Kemensos RI,” ujar Wendra.
Lanjut dia, keluarga penderita juga akan dibantu pembiayaan selama menunggu di rumah sakit. Meskipun Viqri ditanggung BPJS, namun kebutuhan harian keluarga seperti biaya makan dan lainnya juga diperlukan.
“Kita lihat nanti. Kalau Viqri dan keluarga bersedia untuk dioperasi ketiga, maka kita koordnasikan lebih lanjut. Kita lihat rujukannya ke rumah sakit mana. Kalau ke RSCM Jakarta, maka kita berupaya untuk membantu PPKS ini,” tutupnya. (son)